; Cerita PPDB Online - Mamalyfe - SayaNaia

Cerita PPDB Online - Mamalyfe

Halo, teman-teman lagi sibuk apa sekarang? 2 hari kemarin ceritanya saya sudah buka PC dan niat untuk mengisi blog, tapi tiba-tiba ide menguap begitu saja. Hehehehe. Ya dua hari kemarin saya lagi deg-degan karena kakak lagi seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru alias PPDB tingkat Madrasah Tsanawiyah atau Sekolah Menengah Pertama. Sampai gak nafsu makan, susah tidur, sakit perut, deg-degan. 😆 Dan akhirnya timbul jerawat. Haduh. Saking stressnya. Tapi sekarang sudah lega, Alhamdulillah si kakak sudah lolos dan tinggal pengajuan berkas saja. Masya Allah tabarakallah 😇.



wajah lelah mamak kurang tidur efek dag dig dug nunggu pengumuman tahap akhir



Foto-foto dulu lah ya karena selama pandemi gak bisa ketemu, Alhamdulillah sudah lega ya



Untuk anak-anak yang mau masuk Madrasah Negeri, PPDB melalui jalur madrasah sudah dibuka sejak tanggal 6 Juni dan sudah ditutup tanggal 7 Juni kemarin jam 3 sore. Nah untuk besok tanggal 9 Juni, mulai dibuka seleksi reguler. Artinya pelajar di sekolah non madrasah bisa ikut dalam seleksi ini. Ini berlaku untuk semua tingkatan Madrasah ya, Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN), Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN), dan Madrasah Aliyah Negeri (MAN). Untuk seleksi reguler ini mulai jam 08.00 pagi sampai tanggal 10 Juni jam 15.00, lalu lanjut ke pengumuman tahap akhir di jam 16.00.

Nanti setelah seleksi reguler masih ada lagi seleksi Afirmasi bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu, lalu ada seleksi prestasi (ini untuk anak-anak yang pernah mengikuti kejuaraan minimal tingkat DKI dengan gelar juara 1,2 dan 3). Ada pula jalur zonasi RT/RW, ini hanya berlaku bagi anak-anak yang wilayah tempat tinggalnya masih dalam satu kecamatan yang sama dengan sekolah yang dituju. Ada jalur Tahfidz, untuk MTs kalau gak salah minimal hafal 3 juz al-qur'an yakni juz 30, 29 dan 28, sementara untuk MAN minimal 5 juz al-qur'an.  Jalur tahfidz ini saya kurang paham ya karena baru dapat gambaran sedikit saja dari teman yang mendapat informasi ini. Lalu ada seleksi khusus anak guru, orang tua pindah tugas juga anak dari tenaga kesehatan Covid-19. Dan terakhir ada seleksi tahap akhir, jika masih ada kuota yang tersedia di sekolah masing-masing. Untuk jadwalnya bisa langsung cek di website https://ppdb-madrasahdki.com/  ya.

Balik lagi nih ke pembahasan seleksi kemarin, dari hari pertama itu bikin ibu-ibu ketar ketir, karena prosesnya cepat sekali. Teman-teman kakak mendaftar sekitar 42 an orang (saya lupa tepatnya) yang berhasil lolos hanya 17 orang saja. Karena nilainya ngeri 😆.


nilai rata-rata tertinggi
 


nilai rata-rata kakak, dari urutan 13 turun ke urutan 32




nilai rata-rata terendah 89,7



Nah bisa dibayangkan dong gimana khawatirnya ibu-ibu? 😆 . Itu baru di Madrasah pilihan pertama, madrasah pilihan kedua, nilai rata rata tertinggi 95 dan nilai rata-rata terendah 89,20. Ckckck. Luar biasa bukan? Alhamdulillah ini sudah berakhir ya, jadi sudah bisa bernapas lega. Karena suami masih dinas luar kota dan pulangnya diundur, jadilah jam 9 tadi pagi saya mondar-mandir urus berkas-berkas di sekolah si kakak. Syukurnya adik saya bisa ke rumah untuk menemani kembar. Benar saja, mestinya jam 10 sudah selesai, tapi saya masih harus bersabar nunggu sampai hampir jam 12 siang di sekolah. Dan ternyata masih harus balik lagi ke sekolah besok pagi karena masih harus menunggu raport dilegalisir dulu. 

Biarpun capek tapi saya senang karena bisa berkumpul bersama wali murid (yang akrab sama saya sejak kakak kelas 1). Ya namanya ibu rumah tangga, hiburannya ketemu sama teman satu frekuensi. Cuma duduk ngobrol sambil antri di tempat fotokopi aja udah senang banget 😆.

Alhamdulillah harapan kakak dan beberapa teman-temannya untuk bisa satu sekolah di MTsN sudah dikabulkan Allah. Mudah-mudahan lancar dan bisa senang belajar di sekolah yang mereka mau. 







Naia Djunaedi
Naia Djunaedi Betawi - Cirebon - China - India - Arab Maklum. Ibu dari 3 anak, ex Radio Script Writer, ex Journalist, Bookworm, Senang menonton drama dan film, Ambivert, Senang menertawakan kehidupan, Terlahir dengan wajah jutek dan aslinya memang galak sih.. Hehehehe. Open Comission for art on Instagram or e-mail

12 comments for "Cerita PPDB Online - Mamalyfe"

  1. Nilainya memang bikin ngeri, paling rendah 86 sekian, berarti kalo nilainya 60 sekian tidak bakal diterima ya mbak.😂

    Penginnya sih ada jalur seleksi khusus anak blogger.😄

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tertinggi di sekolah pilihan si kakak 98,05, terendah 89,70. Kalo sekolah pilihan kedua tertinggi 95, terendah 89,20 bukan 86 mas Agus 🤣🤣. 86 acara di tv 👀. Karena memang sekolah pilihan kakak itu ternyata madrasah favorit Se-DKI, saya baru tau tadi dari guru di sekolah. Masya Allah 🤣🤣

      Delete
  2. deg degan kalau dampingin anak anak daftaran sekolah ya kak nai. alhamdulilah segala pemberkasan dan memantau posisi nilai agar bisa masuk sekolah incaran beres. Mbul belum mengalami masa anak-anak masuk skul...tapi bayangin besok ketika masanya tiba kayaknya kok bisa spaneng juga aku heheheh...makasij sharingnya kak..ini pasti membantu banget buat orang tua yang akan daftaran di tahun ajaran baru...mbakku juga tahun ini anaknya mau naik kelas 1 SMP jadi dia sama aja repot makanya kemarin lebaran balik ke sininya lebih awal sebab mau ujian dan sekarang dah mau berkasan masuk sekolah baru hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihiy siap² Mbul, tapi aku pusing tadi lihat spesifikasi untuk masuk MIN, umur minimal 7th 10 bulan.. makin susah masukin anak umur 7th di SD atau MI negeri 😢..

      Delete
  3. Alhamdulillaah..., akhirnya bisa satu sekolah di MTsN ya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Alhamdulillah kak, meski sedih juga karena mereka janjian bareng2 tapi yang lain harus gagal di tahap seleksi madrasah juga seleksi reguler

      Delete
  4. Waaah anak nya udah gede tho, mbak. Udah SMP yaaak. Mantapp sekali. Semoga lancar yaa nanti sekolah nya... alhamdulillah diterima di MTs Negeri yaaa mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin.. terima kasih ya.. Iya sudah mau SMP, mamanya juga udah pertengahan 30 menjelang 40.. hehehe

      Delete
  5. Di kota memasukkan anak ke sekolah lumayan susah ya, ananda Naia. Di daerah bunda sekolah yang mencari siswa. Bukan sebaliknya. Madrasah Tsanawiyah saingan sama SMP untuk mendapat siswa. Asal mau, baik M Ts maupun SMP, sekolah menyedialan seragam harian, pakaian muslim, pakaian olah raga semua gratis. Ada juga yang ngasih buku tulis.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya bun, teman saya bilang di Jakarta Selatan khususnya agak susah untuk bisa masuk sekolah negeri. Sementara untuk wilayah Jakarta lain masih normal. Apalagi sejak ada sistem sidanira, makin susah krna banyak oknum guru yang sengaja mendongkrak nilai supaya siswa²nya bisa masuk sekolah favorit.

      Delete
  6. Alhamdulillah lulus Kak, semoga lancar sekolahnya dan anak Kakak bisa berprestasi di sana.

    Tinggi juga ya nilai-nilainya, terendah saja 80an ke atas.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin.. Terima kasih Teddy.. Iya, sebenernya pas si kakak bilang mau masuk sekolah ini aja aku udah bingung, karena saingannya berat. Tapi ya sebagai ortu tentu harus mendukung dan terus berdo'a. Alhamdulillah lolos. Si kakak itu sejak mau masuk MI juga milihnya MIN favorit, ini pun dia sudah dapat gambaran nanti target dia mau masuk MAN mana setelah MTs ini. Ya mudah2an Allah beri kelancaran dan belajarnya juga makin rajin.

      Pas seleksi reguler nilainya lebih parah lagi, terendah 93,55.. ckckck karena kuotanya memang cuma 48 orang saja

      Delete

Post a Comment