; Masih Tentang Daring - SayaNaia

Masih Tentang Daring

Hai apa kabar? Akhirnya bisa pegang PC lagi setelah cukup lama tidak sempat menulis di blog. Tahun ajaran baru sudah dimulai sejak bulan Juli kemarin, karena pandemi Covid-19 belum juga berakhir, anak-anak kembali belajar di rumah melalui daring. Ini tentu saja cukup menguras emosi, tenaga dan pikiran. Bukan hanya ibu-ibu di rumah saja ya yang lelah, anak-anak pun ikut pusing karena beban pelajaran bertambah banyak. Pun dengan para guru yang harus standby mengoreksi tugas siswa yang entah berapa banyak jumlahnya. Intinya situasi ini cukup memusingkan banyak pihak 🙈.

Tapi untuk tahun ajaran baru ini saya bersyukur karena anak-anak sudah tidak diwajibkan lagi menonton TVRI, karena bukan hanya memotong jam pelajaran anak, anak-anak juga harus mengisi form yang justru malah menambah beban pelajaran mereka di sekolah. Maaf ya Pak Nadiem.. 👀



Mengenai program belajar dari rumah sebetulnya cukup bagus ya, tapi ada beberapa pelajaran yang agak sulit jika hanya diberi waktu 30 menit saja. Contohnya pelajaran matematika yang perlu latihan berulang-ulang agar rumusnya bisa menempel di kepala. Bukan dengan hanya sekali belajar dalam sehari dalam 30 menit saja dan lantas siswa harus mengerjakan latihan soal yang diberikan di layar televisi. Tetapi untuk mata pelajaran seperti seni, budaya atau sejarah bisa dibilang cukup menarik walaupun disajikan hanya dalam waktu 30 menit saja.

Sulitnya menerapkan belajar dari rumah tentu saja juga dialami banyak pihak, contohnya seperti kakak saya yang bekerja sebagai guru di suatu desa kecil di Purwakarta. Kebanyakan dari siswanya belum memiliki telepon selular seperti kita yang ada di kota besar, kalau pun punya biasanya hanya ponsel biasa yang belum bisa terhubung dengan internet.

Solusinya, siswa mengambil tugas mingguan dari guru dan mengerjakannya secara berkelompok (kebetulan tempat tinggal kakak saya masih dalam zona hijau, tapi entah mengapa mereka juga diwajibkan belajar dari rumah). Belum lagi harus membeli paket internet yang harganya cukup menguras kantong bagi orang tua mereka yang pekerjaan utamanya hanyalah petani. 

Mudah-mudahan pandemi ini segera berakhir, karena tentu saja anak-anak sudah sangat rindu untuk kembali belajar di sekolah, bertemu dengan guru dan teman-temannya.  
Naia Djunaedi
Naia Djunaedi Betawi - Cirebon - China - India - Arab Maklum. Ibu dari 3 anak, ex Radio Script Writer, ex Journalist, Bookworm, Senang menonton drama dan film, Ambivert, Senang menertawakan kehidupan, Terlahir dengan wajah jutek dan aslinya memang galak sih.. Hehehehe. Open Comission for art on Instagram or e-mail

2 comments for "Masih Tentang Daring"

  1. saya rasa suasana belajar anak2 di sana dan di sini sama sahaja ketika musim covid ni tapi sekarang anak2 di sini sudah kembali bersekolah seperti biasa. cuma anak2 di taman asuhan sahaja yang akan ke sekolah bergilir-gilir ikut umur. minggu ini, murid 6 tahun. minggu depan murid 5 dan 4 tahun... tapi bagi red zone covid, sekolah ditutup untuk 2 minggu...

    ReplyDelete
    Replies
    1. kebetulan saya tinggal di Jakarta yang masuk dalam red zone, kak. Jadi anak-anak tetap belajar dari rumah. tetapi untuk perkantoran dan pasar sudah mulai dibuka

      Delete

Post a Comment