; The Firework-Makers Daughter - Philip Pullman - SayaNaia

The Firework-Makers Daughter - Philip Pullman

Judul Buku      : The Firework-Makers Daughter
Penulis            : Philip Pullman
Penerjemah     : Poppy Damayanti Chusfani
Penerbit          : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit    : Oktober 2012
Tebal              : 144 Halaman
ISBN              : 978-979-22-3284-4







Lila adalah anak dari seorang pria pembuat kembang api yang berasal dari negeri sebelah timur hutan belantara dan selatan pegunungan. Pria tersebut bernama Lalchand. Ayah dan anak perempuannya hanya hidup berdua saja setelah sang istri meninggal, saat itu Lila masih kecil. 

Lila yang rewel dan susah makan, terbiasa melihat percikan api dan mendengar desisan dan letupan bubuk mesiu. Ini karena sang ayah membuatkan buaian untuknya di pojok bengkel kembang api miliknya. Lila kecil sering merangkak mengelilingi bengkel, tertawa senang saat melihat percikan api yang menari-nari. Tak jarang jemarinya pun terbakar, sang ayah memerciki jemarinya yang mungil dengan air, lalu menciumnya agar sembuh.

Lila pun diajari cara membuat kembang api. Ada seni Naga Meletup kecil, Monyet Melompat, Bersin Emas dan Cahaya Java. Namun setelah itu, Lila terus berpikir untuk bisa membuat seni kembang api yang lebih rumit. Lila pun mencoba membuat seni kembang api yang baru, ia mengganti bubuk awan dan memasukkan bunga garam pada Cahaya Java. Tentu saja ia sudah bertanya kepada ayahnya, dan ayah menyuruhnya untuk mencoba.

Cahaya Java yang biasanya memancarkan pendar biru yang stabil, kini melontarkan percikan-percikan api kecil yang bersemangat, lalu percikan-percikan itu jungkir balik sebelum akhirnya lenyap. Lila menamainya Setan Jungkir Balik. Ayah Lila bangga dan meminta Lila membuatnya selusin untuk dipamerkan pada perayaan tahun baru. 

Kemampuan Lila semakin meningkat, dan ia terus berlatih membuat seni-seni kembang api baru. Sampai akhirnya sang ayah menceritakan tentang serbuk guntur, yakni salah satu bahan untuk membuat bubuk terbang. Ayah juga menanyai Lila tentang berapa banyak minyak kalajengking yang harus Lila pakai untuk membuat seni Air Mancur Krakatau. 

Lalu ayah dan anak itu mulai berdebat. Ayahnya menyesal mengapa memaksakan diri untuk merawat Lila sendirian, bukan mengirimkannya kepada sang bibi agar Lila bisa menjadi gadis normal yang bisa menari, merawat diri dan melakukan pekerjaan perempuan. Ayahnya mulai membicarakan tentang pernikahan dan membuat Lila kesal setengah mati.

Suatu hari, Lila menemui temannya, Chulak, seorang anak laki-laki yang saat itu ayahnya sedang mendapat hukuman dari Raja. Chulak harus menjaga gajah putih milik Raja. Sang Raja sengaja mengirimkan gajah putih itu untuk diurus, dan semua biayanya harus ditanggung oleh pegawai yang bersangkutan. 

Gajah yang bernama Hamlet tersebut bisa berbicara, tentu hanya Chulak dan Lila saja yang tahu. Alih-alih terbebani dengan keberadaan gajah putih yang harus diurusnya, Chulak yang cerdik memanfaatkan tubuh sang gajah sebagai papan iklan. Dia mencoret-coret punggung gajah dengan arang dan huruf yang besar-besar, sesuai permintaan dari orang-orang yang ingin usahanya dipromosikan. 

Setiap kali ia membawa gajah pulang, sang pawang marah-marah karena lagi-lagi punggung sang gajah penuh dengan grafiti. Chulak selalu beralasan bahwa ia terlalu sibuk mengawasi para pengemudi rickshaw sampai-sampai ia tidak melihat siapa yang sering iseng menulisi punggung sang gajah. Lalu ia berpura-pura baik dan menawarkan diri untuk membersihkan sang gajah 😂😂.

Setelah sang pawang pergi, Hamlet pun akan mengomeli Chulak karena kesal tubuhnya penuh dengan coretan, terlebih Chulak juga mendapat uang dari penderitaan Hamlet 😂😂. 

Lila berencana untuk mencari Tiga Bekal yang pernah diucapkan oleh ayahnya. Lila bertekad untuk bisa menjadi seorang pembuat kembang api sejati di negerinya. Tentu untuk itu Lila harus melakukan perjalanan ke Gua Razvani tempat tinggal sang Angkara Api, di Jantung Gunung Merapi, lalu mengambil Sulfur Bangsawan. Sebuah perjalanan yang berbahaya, dan sang ayah sudah seringkali melarang dan menolak untuk memberi tahu. Maka dengan terpaksa Lila pun harus mencarinya sendiri. 

Lila menulis surat untuk berpamitan pada ayah, ini membuat ayah cemas dan berkeliling kota untuk mecari Lila. Petualangan seru apa ya yang bakal Lila temui? Apakah cita-cita Lila menjadi pembuat kembang api sejati bakal terwujud?

Buku tipis berjudul Putri Si Pembuat Kembang Api karya Philip Pullman ini mendapat penghargaan berupa medali emas dalam Smarties Prize.







Naia Djunaedi
Naia Djunaedi Betawi - Cirebon - China - India - Arab Maklum. Ibu dari 3 anak, ex Radio Script Writer, ex Journalist, Bookworm, Senang menonton drama dan film, Ambivert, Senang menertawakan kehidupan, Terlahir dengan wajah jutek dan aslinya memang galak sih.. Hehehehe. Open Comission for art on Instagram or e-mail

6 comments for "The Firework-Makers Daughter - Philip Pullman"

  1. Penulisnya pintar berhayal ya ananda Naia. Ada banyak kejadian unik yang dia ciptakan. Gajah yang bisa bicara, punggung gajah yang dijadikan papan iklan He he .... Keren. Selamat malam, selamat Idul Adha. Maaf lahir dan bathin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya bunda, kayaknya itu syarat mutlak buat penulis cerita anak2 ya.. Hehehe sampai2 kita yang baca seolah-olah ikut berpetualang bareng tokoh di dalam buku. Kakek ini cukup banyak dapat penghargaan dari karya2nya, bun.

      Selamat Idul Adha juga bunda, maaf lahir batin ^_^

      Delete
  2. Aku auto ketawa pas denger yg ttg gajah dicoretin badannya utk sarana promosi hahaha. Menarik bukunya. Jadi kepengin cari mba :).

    Aku jrg sih baca buku fantasi gini, tp kalo Nemu dan diksh rekomendasi bagus kayak buku ini, aku malah semangat cari bukunya :).

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha apalagi Hamlet si gajah sering ngomel, mbak. Sayang bukunya dicetak pakai kertas buram, sementara saya suka kertas yang agak kekuningan, jadi bisa dihirup2 dulu aroma kertasnya sebelum dibaca. Hehehehe

      Delete
  3. menarik ceritanya... sy membayangkan kalau buku ini diadaptasi ke layar perak...

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah iya, kak.. seru agaknye bila diadaptasi ke layar perak..

      Delete

Post a Comment