Overthinking
Halo, apa kabar teman-teman pembaca setia sayanaia.com? Maaf ya saya baru sempat menulis lagi karena beberapa minggu ini agak lumayan sibuk dengan urusan sekolah anak-anak. Kemarin juga sudah duduk manis di depan layar komputer, tapi tiba-tiba kantuk menyerang dan akhirnya saya tidak jadi membuat resensi 😅. 2 minggu yang lalu saya menghadiri rapat program sekolah anak saya yang pertama. Minggu sebelumnya saya juga ada sesi assesment dengan ibu guru di sekolah TK kembar.
Setelah rapat kemarin itu saya teringat ucapan salah seorang teman yang melarang anak saya ikut program khusus di sekolahnya yang baru. Dia jabarkan tuh segala macam kemungkinan-kemungkinan yang kalau saya pikir-pikir kok dia bisa menyimpulkan begitu sementara anaknya tidak bersekolah di situ. Hal yang sama sebelumnya juga saya dengar dari beberapa orang yang katanya 'tahu banget' dengan seluk beluk sekolah itu, padahal tidak ada satu pun dari mereka yang anaknya pernah bersekolah di sana. 😀
Salah satu teman saya bilang 'ayo bismillah insya Allah bisa'. Dan Alhamdulillah setelah serangkaian test diantaranya multiple choice, writing dan speaking, anak saya lolos dan bisa bergabung di kelas bilingual. Masya Allah tabarakallah. Untuk bergabung di kelas bilingual, saya sebelumnya sudah berkonsultasi dulu dengan tempat kakak les Bahasa Inggris sejak dia usia 7 tahun. Setelah curhat sana sini, pengajar kakak bilang 'Insya Allah Teduh bisa, ibu.' Akhirnya saya pasrahkan saja ke Allah, mudah-mudahan diberi yang terbaik oleh Allah. Karena pikiran saya cuma 'Nanti gimana ya belajarnya di sekolah? Bisa gak ya ngikutin pelajarannya?'.
Tapi ternyata memang saya nya aja nih yang kelewat 'mikirin', anak saya malah senang banget bisa belajar di kelas pengayaan. Asyik katanya. Karena memang dia punya 'goal' sendiri dan sudah memikirkan nanti setelah ini mau lanjut sekolah di mana, kuliah di mana yang berhubungan dengan cita-citanya sejak umur 5 tahun! Sementara saya? Saya pusing, insomnia, gak nafsu makan sampai sesak napas. Padahal anak saya santai banget 😷. Kaaan..
Lain lagi dengan cerita sahabat saya yang tiba-tiba badannya ruam, eksimnya pun kambuh. Memang belakangan ini kami lagi jarang mengobrol karena sedang sibuk dengan urusan sekolah anak masing-masing. Begitu ada kesempatan mengobrol via whatsapp, langsung deh ketebak. Awalnya sahabat saya ini mengeluh tiba-tiba eksimnya kambuh padahal dia gak makan makanan pencetus alergi. Lantas saya bilang 'jangan-jangan ada yang lagi kamu pikirin'. Dan ternyata benar, dia lagi pusing dan ada banyak hal yang dia pikirkan belakangan ini.
Jadi sebelum dia curhat sama saya, hampir setiap hari sahabat saya ini bawaannya sedih terus tanpa sebab. Tiba-tiba keluar airmata, tiba-tiba mellow dan yang terparah ya itu, gatal-gatal sampai eksimnya kumat. Dan Alhamdulillah setelah curhat ketauan deh penyebabnya apa. Kami ini kebetulan sama-sama gampang stress dan sering banget memikirkan hal-hal yang sebetulnya gak perlu dipikirkan.
source image: Pinterest
Artist: @srisyaha
Kalau sudah dalam kondisi 'terpuruk' begini, sudah jelas banget kalau kita butuh teman untuk berbagi cerita. Meski orang itu tidak bisa memberi solusi, tetapi setidaknya perasaan sedih, cemas, takut dan kecewa bisa dikeluarkan. Gak masalah ya kalau berujung tangisan. Kan kita manusia biasa, bisa marah bisa sedih. Hanya saja kita perlu menyalurkan emosi itu dengan cara yang tepat. Kalau emosi itu terus terpendam di dalam hati, lama-lama menumpuk dan bisa meledak.
Kalau meledaknya berupa tangisan atau kemarahan mungkin bisa hilang setelah beberapa saat, tapi kalau malah berujung jadi penyakit? Seperti kondisi saya dulu di tahun 2012 yang pernah saya ceritakan di sini. Lagi-lagi sebagai manusia, kita harus menyadari bahwa banyak hal yang terjadi dan kita tidak bisa untuk mencegahnya. Yang perlu kita lakukan adalah menjaga agar pikiran kita tetap positif dengan segala hal yang memang sudah ditakdirkan oleh Tuhan untuk kita.
source image: google
Dengan menyadari bahwa tidak satu pun masalah atau ujian datang kecuali dengan izin Allah, Insya Allah pikiran kita akan lebih terbuka. Banyak yang bilang ya katanya kalau kita stress ini karena kurang ibadah. Hmm, bisa iya bisa juga tidak. Nyatanya banyak yang sudah rajin ibadah tapi begitu selesai ibadah, hatinya tetap sedih. Tandanya memang sebagai manusia kita juga membutuhkan orang lain untuk berbagi cerita. Tapi yang harus diingat, kalau mau curhat cukup ke orang-orang terdekat saja yang kita percayai jangan sampai stress sudah reda, eh tiba-tiba kesal lagi gara-gara curhatan kita tersebar. Yang ada gak selesai-selesai itu stressnya. 😅
source image: Pinterest
sometimes I also have overthinking issue
ReplyDeleteHm, .... Dimana2 pasti ada emak2 yang sok tahu segala2nya. Termasuk masalah anak yang bukan anak dia.
ReplyDeleteDuh ..., cepat kepencet. Hehe ... Selamat sore, ananda Naia
ReplyDeleteMasyaAlloh alhamdulilah Kakak Teduh malah enjoy ya dengan kelas bilingual kak naia, aku kok jadi kayak ngebayangin besok ya, pasti tremor atau ngaderegdeg juga mengingat bentar lagi anak sekolah...aduh...emang sih kalau ngurus pertama kali itu oasti tingkat stress ngumpul...
ReplyDeletehiks...setuju banget ama kata kata kak naia yang meneduhkan hati....terutama pas baca bagian temennya curhat hihihi. Memang sih...ada beberapa tipe orang kalau sering mendem malah justru takutnya larinya jadi penyakit...makanya ya itu pas banget sama solusi yang kak naia sebutkan..semoga kita semua selalu bisa dipermudah dalam mengurus sesuatu ya kak...
Alhamdulillah Ya Kak, bisa mengatasi apa itu OverThinking.
ReplyDeleteMemang hal ini kerap menjadu sebuah masalah bagi diri kita karena energi kita habis untuk memikirkan hal-hal yang sebenarnya belum tentu akan terjadi.
Sebenernya overthinking itu manusiawi ya mbak, aku juga sering bgt, tapi sebenernya membahayakan juga kalau berlebihan atau sampai mengganggu pikiran karna ngabis2in energi, jadi ga fokus sama hal lain dll.
ReplyDelete