; Agnes Grey - Anne Brontë - SayaNaia

Agnes Grey - Anne Brontë

Judul Buku     : Agnes Grey
Penulis           : Anne Bronte
Penerjemah    : Ayu Pujiastuti
Penerbit         : Qanita
Tahun Terbit   : Desember 2016
Tebal             : 296 Halaman
ISBN             : 978-602-402-050-7






Saya selalu suka novel klasik, tapi entah mengapa kalau dilihat di goodreads banyak juga novel klasik yang ratingnya kurang dari 4 bintang. Sama seperti halnya makanan, mungkin semua kembali lagi ke selera. 

Novel yang akan saya resensi kali ini adalah novel karya perempuan Inggris, Anne Bronte. Bercerita tentang Agnes Grey, seorang perempuan muda yang penuh semangat. Ibu Agnes adalah puteri dari seorang tuan tanah, yang lebih memilih menikah dengan Richard Grey, seorang pendeta miskin. Ibunya rela melepaskan semua fasilitas dan kemudahan yang selama ini ia dapatkan dari keluarganya yang kaya raya dengan menikahi tuan Grey. Bahkan ia tidak peduli meski ia tidak akan mendapat harta warisan sepeser pun.

Keluarga Grey memiliki 6 orang anak, namun hanya Agnes dan Mary (sang kakak) yang masih tetap hidup dan selamat dari bahaya ketika mereka masih bayi. Ayah, ibu dan Mary selalu memanjakan Agnes dengan kebaikan hati dan membuat Agnes terus menerus bergantung kepada orang lain. 


"Keangkuhan yang berlebihan akan mengeraskan hati,
memperbudak kemampuan, dan menyesatkan perasaan"


Agnes dan Mary anak yang cerdas, yang diberi pendidikan langsung oleh ibunya di rumah sehingga mereka tidak perlu lagi bersekolah. Sementara ayahnya berambisi ingin membahagiakan keluarganya, memberi pakaian yang bagus dan mahal untuk kedua putrinya dengan menyerahkan seluruh uangnya kepada seorang pedagang untuk dijadikan modal. Namun cara yang ditempuh ternyata beresiko tinggi dan menyebabkan kondisi ekonomi mereka semakin terpuruk. Kapal pengangkut barang dagangan itu karam dan tenggelam ke dasar lautan. Ini membuat ayah kecewa dan terus menerus meratapi nasibnya. 

Lalu Agnes berpikir untuk bisa menghasilkan uang. Ia memutuskan untuk mencari pekerjaan sebagai guru pribadi bagi anak-anak dari keluarga kaya yang tidak mengirimkan anak-anak mereka ke sekolah. Awalnya keluarga menentang keinginan Agnes, namun sikap Agnes yang gigih, sama seperti ibunya, membuat mereka luluh. 

Ternyata menjadi guru tidak semudah yang ia bayangkan. Ia harus menghadapi kenakalan demi kenakalan murid sekaligus anak asuhnya. Bukan hanya sikap mereka yang sulit diatur, orang tua mereka pun terus membela sang anak dan malah menimpakan semua kesalahan kepada Agnes. Agnes dianggap tidak mumpuni dan tidak bisa mengajarkan budi pekerti kepada anak-anak mereka. Padahal jika mereka berbuat kesalahan, orang tua anak-anak kaya itu meminta Agnes untuk memakluminya.

Agnes dipecat dari pekerjaan pertamanya ketika ia sedang mengambil libur, dan ia terpaksa mencari pekerjaan di rumah keluarga bangsawan lain. Tidak berbeda jauh dari keluarga pertama, lagi-lagi Agnes harus menghadapi anak-anak yang sulit diatur. Mereka bertindak sesuka hati, sengaja membuat keributan ketika jam pelajaran berlangsung. Bahkan anak-anak itu tidak segan-segan memerintah Agnes melakukan hal-hal yang bukan tugasnya dengan janji bahwa mereka akan belajar jika Agnes mau memenuhi persyaratan dari mereka.

Meski begitu, ada waktu di mana Agnes bebas dan bisa berjalan-jalan di sekitar pedesaan. Ketika anak-anak sedang berlatih menunggang kuda, atau ketika sang putri sulung, Rosalie Murray ingin membaca buku di padang di luar taman rumahnya sendiri. Agnes biasanya pergi mengunjungi rumah-rumah penduduk desa, dan membacakan mereka buku. 

Agnes jatuh cinta pada Edward Weston, pendeta muda yang baru datang ke desa itu. Hanya pria itu saja yang memperlakukan Agnes dengan baik.  Selama ini orang-orang tidak mau menatap Agnes karena menganggap Agnes hanyalah dari kaum rendahan dan tidak memiliki tingkat sosial di masyarakat. Namun, Rosalie yang memiliki ambisi untuk menaklukan banyak pria, juga berencana untuk menaklukkan hati pendeta Edward. Lalu bagaimana dengan Agnes ya?

Novel ini seolah-olah menceritakan tentang kehidupan Anne Bronte sendiri. Anne adalah anak bungsu dari keluarga Bronte. Kedua kakaknya, Charlotte Bronte dan Emily Bronte juga terkenal sebagai penulis novel klasik.

Naia Djunaedi
Naia Djunaedi Betawi - Cirebon - China - India - Arab Maklum. Ibu dari 3 anak, ex Radio Script Writer, ex Journalist, Bookworm, Senang menonton drama dan film, Ambivert, Senang menertawakan kehidupan, Terlahir dengan wajah jutek dan aslinya memang galak sih.. Hehehehe. Open Comission for art on Instagram or e-mail

6 comments for "Agnes Grey - Anne Brontë"

  1. terkadang, apa yg ditulis memang sesuatu yg terkait dgn apa yg dialami oleh penulisnya sendiri...

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, karena pas dibaca memang mirip dengan pengalaman hidup si penulis sendiri.. Makanya novelnya jadi lebih hidup kali ya, Mas?

      Delete
  2. gilllllsss....sadaaappp...aku tadi searching dong buku ini...dan surprise..aku baru tahu dia masuknya genre Bildungsroman (genre sastra yang fokus pada tema pendidikan manusia serta proses perjalanan pribadi tokoh-tokohnya dari awal pertumbuhan menuju kedewasaan). Anne Bronte sendiri sang penulis lahir di tahun 17 Januari 1820 - 28 Mei 1849). Pantasan ceritanya very clasic. Aku suka sih kak nay genre roman klasik. Ga tau kenapa langsung kebayang aja ama setting tahun segitu sekalian dandanannya...

    eh ngomongin ceritanya gemes amat ama anak anak murid agnes ya..masa ama gurunya agak sedikit kurang azar hihihi...maklum anak orkay...ortu murid lebih bela anak meski anak kadang bertindak salah, malah guru yang diomelin

    yang paling seru bagian dia naksir pendeta muda edward...eh tapi ada saingannya si rosalie..fiuh....awas aja kalau ga jadian ama agnes...#e pembaca baper wkkwkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahahha.. Eh aku beli pas toko online mizan lagi diskon gede-gedean lho, Mbul.. Tadinya maju mundur mau beli karena takut pas lihat rating di goodreads, eh ternyata bagus banget,

      Kalo kamu baca langsung mah gak bakal mikir kalo muridnya Agnes 'agak sedikit kurang ajar', tapi emang bener-bener kurang ajar.. wkwkwk..

      Delete
  3. Wah, asyiknya bisa menceritakan isi novelnya dan meninggalkan pertanyaan "Lalu, bagaimana dengan Agnes ya?" Kan jadi kepo, Kak. Tapi, aku yakin endingnya akan bahagia, benar nggak, Kak? Hehe...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe nah itu mesti dibaca sendiri biar tau.. ^_^

      Delete

Post a Comment