; Selamat Hari Buku Nasional 2021, Satu Buku Seribu Harapan - SayaNaia

Selamat Hari Buku Nasional 2021, Satu Buku Seribu Harapan



Selamat Hari Buku Nasional yang ke 19! Satu Buku Seribu Harapan. Mungkin sebagian dari teman-teman blogger sudah tahu ya, kalau hari ini tepatnya tanggal 17 Mei 2021 diperingati sebagai Hari Buku Nasional. Wah kok sudah 19 tahun aja? Iya, Hari Buku Nasional ini pertama kali dicetuskan oleh Bapak Abdul Malik Fajar di tahun 2002, yang pada saat itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan Nasional dalam Kabinet Gotong Royong (di era kepemimpinan bapak SBY). Sayangnya gak banyak yang tahu, mungkin karena masih banyaknya orang Indonesia yang malas membaca.

Ya, Indonesia menempati urutan ke 62 dari 70 negara dalam survey yang dilakukan oleh Program for International Student Assessment (PISA) dalam minat membaca (dikutip dari kompas.com). Artinya minat membaca orang-orang Indonesia masih sangat rendah. Bahkan Unesco menyatakan hanya 1 : 1000 orang di Indonesia yang memiliki hobi membaca. Bayangkan dari total jumlah penduduk Indonesia yang jumlahnya mencapai 271.349.889 jiwa, berarti hanya ada 271.349 koma sekian atau tidak sampai 300 ribu orang yang suka membaca.




Nah di tahun 2017 lalu, Presiden Indonesia, Bapak Joko Widodo bahkan menggratiskan pengiriman buku ke seluruh Indonesia sampai ke pelosok melalui Pos Indonesia pada tanggal 17 setiap bulan. Tapi entah ya saat ini masih berlaku atau enggak. Karena memang terbatasnya distribusi buku bacaan di daerah-daerah terpencil di Indonesia, ditambah dengan mahalnya ongkos pengiriman yang bahkan lebih mahal dari harga buku yang dibeli. Seperti angin segar bagi para peminat buku yang selama ini terhalang jarak dan situasi di pedalaman, khususnya di luar Pulau Jawa.

Bagaimana Meningkatkan Minat Baca?

Ada salah satu teman saya yang bertanya bagaimana cara agar anak-anaknya mau membaca? Dan saya tahu betul teman saya ini gak pernah mau membaca buku, hobinya cuma membeli majalah dengan gambar-gambar yang bagus, tapi bukan untuk dibaca, hanya untuk dilihat-lihat gambarnya saja! 😅





Yang paling mudah dilakukan tentu saja dengan menjadi contoh bagi anak-anak. Bagaimana anak-anak mau membaca kalau tidak ada satu pun orang yang dilihatnya sedang asyik membaca buku? Kalau memang tidak suka membaca, minimal bisa membawa anak-anak bermain di perpustakaan ramah anak. Cari saja di halaman pencarian dengan mengetik perpustakaan ramah anak di Jakarta, misalnya, atau di wilayah tempat teman-teman tinggal saat ini. 

Untuk di Jakarta sendiri ada beberapa perpustakaan yang menyediakan tempat khusus bagi anak-anak, seperti Perpustakaan Nasional di Jakarta Pusat, Perpustakaan Umum Daerah di Taman Ismail Marzuki yang bersebelahan dengan Planetarium. Ada juga perpustakaan yang dikelola perorangan seperti Rimba Baca yang terletak di bilangan Cilandak, Jakarta Selatan. Dan lain-lain yang bisa teman-teman cari sendiri yang paling dekat dengan rumah kalian.


adek suka kepergok lagi sok baca di pojokan kamar


Kalau di rumah kebetulan saya selalu menyempatkan untuk membacakan buku untuk kembar di waktu sore menjelang maghrib, atau di hari-hari libur yang waktunya gak tentu, bisa pagi, siang atau malam, tergantung permintaan mereka. Sementara kakaknya bisa membaca sendiri. Ya resikonya setiap kali sesi membaca ini saya bisa kehausan atau capek karena kembar bisa terus-terusan minta dibacakan buku sampai rahang mamanya pegal. Hahaha.

Ada waktu juga di mana kembar membuka buku-buku mereka dan membaca ala-ala (seinget yang pernah diceritakan mamanya dan berdasarkan gambar di buku) yang jadinya malah kayak lagi story telling gitu. Hahaha.




Untuk pengenalan buku kepada anak-anak, teman-teman bisa memilihkan buku-buku dengan banyak gambar, terutama tokoh-tokoh kartun yang mereka suka. Seperti yang dipegang si adek, buku bergambar Hello Kitty yang paling dia suka. Pun dengan Teduh kecil dulu, saya sering membelikan dia majalah cars kemudian di umur 4 tahun mulai naik jadi National Geographic dan terus naik lagi jadi buku-buku tentang dinosaurus atau yang membahas tentang zaman purba berbahasa Indonesia atau Inggris. Ini yang menjadi awal mengapa si kakak bercita-cita menjadi Paleontog atau Arkeolog. Hmm, mudah-mudahan Allah kabulkan do'a dan harapannya untuk bisa mewujudkan cita-citanya ketika dewasa nanti. Aamiin.


kakak Teduh waktu masih ompong, umur 7 tahun


Yang paling lucu waktu kakak kecil adalah setiap kali bawa kakak ke toko buku, dia selalu keliling rak buku anak-anak, dia cek satu persatu sambil bilang 'ini udah punya, ini udah, ini udah' Hahaha karena dulu sejak umur 2 tahun si kakak sudah mulai rajin diajak ke toko buku dan boleh bawa pulang 2-3 buku setiap bulan. Alhasil koleksi buku bacaannya waktu kecil dulu udah satu kontainer sendiri dan sekarang bisa dibacain buat si kembar.

teteh asyik 'pura-pura' baca buku novel punya mama


Terus kalau sudah besar apa masih bisa untuk senang membaca buku? Bisa! Mulai aja dulu dari baca komik, cerpen, lalu pelan-pelan naik ke novel tipis. Dan mudah-mudahan bisa meningkat lagi ke buku yang lebih tebal. Tetap semangat ya, dimulai dari diri sendiri dulu 😎.
















Naia Djunaedi
Naia Djunaedi Betawi - Cirebon - China - India - Arab Maklum. Ibu dari 3 anak, ex Radio Script Writer, ex Journalist, Bookworm, Senang menonton drama dan film, Ambivert, Senang menertawakan kehidupan, Terlahir dengan wajah jutek dan aslinya memang galak sih.. Hehehehe. Open Comission for art on Instagram or e-mail

31 comments for "Selamat Hari Buku Nasional 2021, Satu Buku Seribu Harapan"

  1. Buku itu jendela dunia. Selamat Hari Buku Nasional.

    ReplyDelete
  2. Keren banget sih andai semua orang kayak mbak naia mungkin minat baca indonesia bisa paling atas,,..

    Bukunya banyak juga yh mbak,,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha masih banyak teman-teman lain yang lebih aktif membaca, Lul. Kalo aku terbatas mengisi waktu luang aja daripada ghibah.. Alhamdulillah buku banyak, tapi banyak juga yang masih nyangkut, banyak yang pinjam tapi gak balik2 tuh buku. HAhaha

      Delete
  3. Setelah belum lama tau hari buku internasional eh ternyata ada hari buku nasional, bener-bener kurang pengetahuan sayanya..hihihi

    Memang minat membaca orang Indonesia sangat kurang, orang Indonesia lebih suka melihat daripada membaca buktinya YouTube lebih ramai pengunjungnya daripada perpustakaan online.

    Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin bila ada salah dalam berkomentar.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maaf lahir batin juga, Mas Herman. Gak apa2 mas, memang tentang hari buku ini belum terlalu banyak orang yang tau. Gaungnya gak begitu kedengeran. Ya karena banyaknya orang Indonesia yang senang menonton YouTube, ada beberapa teman saya yang membuat channel YT yang khusus membahas tentang buku.. Mudah2an bisa menarik minat orang-orang tentang pentingnya membaca ^_^

      Delete
    2. Sepertinya kalau channel YouTube tentang buku juga sepi peminatnya sama seperti channel-channel yang berisi ilmu pengetahuan yang sepi kalah saing sama channel yang berisi gosip atau channel yang isinya ngga jelas yang bisa di tonton juta kali seperti channel video 2 jam ngga ngapa-ngapain yang videonya di tonton lebih dari 3 juta kali.

      Delete
    3. iya juga sih, tapi setidaknya teman2 sudah berusaha.. Hehehehe.. Pandangan orang tentang orang yang membaca buku juga masih berlaku, kami dianggap cupu, gak punya pergaulan.. weh padahal gaul abis ini.. wkwkwk.. bahkan orang terdekat bilang kalo saya hobi menghambur2kan uang buat menumpuk sampah di rumah dan gemas pgn nge-loak buku2 di rumah.. ckckck..

      Delete
  4. Biarpun si adek kepergok pura-pura lagi baca ..., yang oastu udah ada niatan pegang buku, wkwkk .., menandakan dia susah punya keingiqn membaca 😉

    Selamat Hari Buku
    [Duh, aku malah baru tau kalau tanggal 17 Mei adalah Hari Buku 🙈]

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wadidaaaw .. banyak typooo ...🤭
      Monmaap jari kepelintir.

      Delete
    2. wkwkwk saking semangatnya komen ya, Mas..

      Tapi mereka memang udah tertarik sih baca buku2 punyaku, aku kan kebetulan suka baca buku bergenre petualangan anak-anak. Udah ngomong duluan, 'nanti kalo udah bisa baca, aku mau baca buku2nya mama..' wkwkwk

      Tenang Mas, banyak juga kok yang belum tau soal Harbuknas ini.. wkwkwk..

      Delete
  5. dedeknya gemesin banget dah lihatnya, jadi pengen cubut pipinya, apalagi yang perempuan, heeem, nanti bisa tambah pinter nih kalau baca buku terus, he-he, selamat hari buku

    ReplyDelete
  6. Oh ada hari buku nasional juga ya, kirain ngga ada, soalnya bukan tanggal merah sih, coba dijadikan hari libur pasti banyak yang tahu.😁

    Wah lumayan tuh di Indonesia dari 271 juta penduduk ada 271 ribu yang suka baca, daripada cuma 271 orang saja.🤣

    Tadi aku coba cari perpustakaan di daerah sekitar, ternyata banyak juga tapi kebanyakan di kota yang jaraknya 25 km dari sini, sekali jalan sejam, bolak balik dua jam soalnya kan macet. Gimana penduduk desa Cikande mau suka membaca kalo perpustakaan daerah adanya di kota doang, mau beli buku? Kayaknya buku bukan kebutuhan primer, jadinya jarang yang beli. Beli dua buku itu bisa buat beli beras 15 kg buat makan sebulan.😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. haaa gubrak.. daripada gak ada sama sekali, yekan? (tepokjidat)

      Kalo taman baca milik pribadi gak ada juga kah Mas? Beberapa teman saya di luar daerah banyak yang mengelola taman baca di rumah masing2, ada motor pustaka, taman baca yang kemudian berkembang jadi PAUD dan TK, dll.

      Iya sih, harga buku sekarang mahal2 banget, tapi kalo saya biasanya memanfaatkan moment kayak pas 17an, banyak toko buku online yg kasih diskon gila2an, atau bahkan gak jarang saya beli buku bekas yang kondisinya masih bagus.

      Delete
    2. Dulu di perumahan Cikande sebenarnya ada taman bacaan tapi sudah lebih dari 10 tahun tutup, soalnya dulu aku langganan disana kalo pengin baca novel atau komik.

      Alasan tutup kata yang punya karena makin sepi yang pinjam buku, banyak ruginya katanya. Entah dimana lagi aku kurang tahu.

      Mungkin agar harga buku murah sebaiknya pemerintah ngasih subsidi ya, biarpun kalo buku harganya murah belum tentu minat baca meningkat sih.😁

      Delete
    3. Nah ini, suka sedih kalo denger ada taman baca yang tutup karena sepi peminat.. Akhirnya koleksi buku2 juga terpaksa mereka jual.. Kalo di tempatku ada perpustakaan keliling, yang bawa ini anak2 muda. Mereka bawa terpal buat alas dan dijejerin deh tuh buku2 yang bisa dipinjam, biasanya mereka mangkal di RPTRA, entah pas pandemi ini gimana karena RPTRA juga ditutup.

      Nah itu, sayangnya masyarakat kita nih masih belum banyak yang sadar pentingnya membaca. Dikasih gratis aja masih banyak yang gak mau, apalagi disuruh beli. Buku diskon sampe jungkir balik gak laku, coba baju diskon 20% aja, diserbu.

      Delete
  7. teteh dan dedek kembar gumuushnya...pengen tium tium pipi wkwkwkwkkw

    aku tebak...kak nai pasti sering kepoin lapak buku kegemaranku juga ....lapak buku online gudangnya buku ilustrasi dan cerita anak book n collection hihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. wkwkwk apa itu? Kalo buku2 kembar warisan kakaknya.. Hahaha.. Kalo buku baru biasanya aku beli sama temenku yang jualan online, lumayan harganya agak miring, paling pecah segel aja..

      Delete
  8. amboiiii sukanya dia dapat 'posing' dengan buku-buku ya... ini dipaksa bergambar atau spontan? hahahaha #gurausaja...

    ada 1 info saya baru dapat. salah satu langkah nak elak anak-anak ketagihan gadjet adalah dengan memberi mereka buka dari usia 0 hingga 2 tahun ;-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. HAhaha mereka minta difoto, kak.. Sampai penuh gambar di HP tuh..

      Delete
  9. hari buku ternyata ada juga, saya malah baru tahu ini lho,
    memang anak2 harus di kasih contoh biar mau membaca, apalagi kalau bacaanya ada gambarnya kayak di ilustrasi, makin seru tentunya, meskipun belum bsia membaca, lihat gambarnya sudah senang, kadang malah ber-imajinasi sendiri tentang ceritanya, di cocokologi sama gambar, jadinya lucu,, :D hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehheehe betul, kak.. sambil mengasah kemampuan bercerita juga, walaupun ujung2nya jadi mengarang bebas XD

      Delete
  10. Bagus anak anak minat membaca dari kecil. Banyak boleh dapat ilmu dari rajin membaca :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin.. Semoga bisa terus hingga dewasa, kak..

      Delete
  11. wah, aku makin kesini jd sedikit malas baca buku mbak, knp ya? dulu paling hobi bgt yg namanya baca2 buku, ampe seharian full nongkrong di gramedia juga kuat, abis lumayan sih bisa dpt bacaan gratis... hehe... :D baca doank gitu, beli sih jarang...

    skrg aja ada buku novel tuh yg msh blm kelar jg saya baca... pdhl belinya udh lama bgt, skrg hobinya lg beralih nonton filem... tp kalo baca2 di blog atau website sih msh rajinlah... :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah aku pun sekarang udah agak susah buat selesain baca buku, gak kayak dulu lagi. Tapi karena waktunya terbagi buat ngajarin si kakak sm si kembar sih, makin sempit aja waktunya. wkwkwk..

      Delete
  12. Pengen anak suka membaca, memang hrs dari ortunya dulu yg nunjukin. Aku sharing aja cara papaku dulu membuag semua anak2nya suka baca mba.

    Papa tiap pulang dr business trip ke LN, selalu oleh2nya buku bergambar anak. Ada yg tebel, ada yg tipis, tp yg pasti dlm BHS Inggris dan gambarnya baguuus, menarik perhatian anak. Walo dulu kami blm ngerti bahasanya, tp papa rajin bacain, termasuk ngajarin kami baca. Setelah bisa baca aku mulai dr baca2 buku bergambar anak, terus naik ke koran, sampe kls 1 SD aku baca pertama kalinya novel, lima sekawan yg edisi penulis Prancis, judulnya harta Karun rockwell. Msh ada aku bukunya :D.

    Trus cara lain, tiap kami ultah, kado dr papa cuma 1, ajakin anaknya ke toko buku, kasih keranjang, dan kami boleh beli buku apapun, sebanyak apapun, asal kuat bawa sendiri :p. Biasanya aku dan adekku saling tolong, keranjangnya kami taro di lantai, terus dorong deh :p.

    Skr setelah aku punya anak sendri, aku ikutin apa yg papa ajarin dulu. Aku sendiri msh tergila2 dengan membaca, dan bikin target sendiri berapa buku yg hrs dibaca dlm setahun. Anakku juga aku ksh target , tapi cukup 1 bulan, 1 novel anak. Ntr kalo udh bisa baca LBH ceper, aku naikin target nya. 1 ruangan khusus di rumah, aku bikin perpustakaan, utk nyimpen semua koleksi buku2ku. Jujur aja aku msh LBH suka buku fisik drpd e-book. Mataku ga terlalu kuat kalo baca ebook.

    JD kalo ada ortu yg berharap anaknya suka baca, tp mereka sendiri ga support, agak susah kalo kubilang. Ga ada contoh buat si anak .

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah keren.. Hehehehe.. Buku2 di rumah juga aku simpen di satu ruangan, mbak, cuma aku masih nyicil rak bukunya dulu nih karena kemaren uang tabungan kekuras banget buat renov. Hehehehe.. Maunya bikin rak buku custom gitu, tapi budget-nya lumayan juga ya..

      Kembar juga masih aku bacain, ada buku2 berbahasa Indonesia, buku2 berbahasa inggris terbitan Ladybird. Ada juga buku terbitan erlangga yang bilingual yang gambarnya bagus2 itu, lungsuran kakaknya sih ya. Hehehe. Kalo kakaknya lagi seneng educomics selain buku2 bertema dinosaurus.

      Aku juga gak kuat baca e-book, mbak. Padahal aku punya banyak, belinya waktu playstore lagi diskon gila2an pas awal pandemi, baru aku baca beberapa aja karena mataku siwer kelamaan baca dari hp walopun udah pake mode baca.

      Delete
  13. jadi ulat buku ini bagus kan naia, mudah mudahan terinspirasi..bagi saya zaman baca buku dah habis..hahaaa..bila mula membaca..mengantuk mulai datang ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, kak Shida.. Saya senang baca buku sedari kecil, dan kadang ada masa saya jenuh pun, tapi tetap tak bisa lama-lama jauh dari buku.. Hahaha benci tapi rindu..

      Wah iya, saya pun kadang cepat mengantuk bila pegang buku.. :-D

      Delete

Post a Comment