; Bosan di Rumah? - SayaNaia

Bosan di Rumah?


Ini hari ke berapa ya kita diam di rumah? Jujur saya sudah mulai bosan, mati gaya, kangen pula sama orang tua, hampir tiap hari video call mulu saking kangennya 😅. Mungkin juga karena sehari-hari saya cuma di rumah aja, karena sudah lama banget saya memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan saya dan memilih untuk fokus mengurus keluarga di rumah. Jadi sebulan bisa dihitung dengan jari kanan aja nih saya pergi keluar rumah. Sedih banget ya 🙈.

Saat saya lagi galau begini, merasa tersiksa karena gak bisa kemana-mana, eh tiba-tiba ada aja cerita yang bikin saya mikir dan merasa kalau saya kok kurang bersyukur ya. 

Ceritanya hari senin saya ketemu dengan beberapa penjual yang biasa keliling kompleks, dari tukang sayur, tukang bubur, tukang roti, tukang tahu, sampai penjual ayam ungkep siap goreng. Saya gak nyangka ternyata mereka ini yang punya penghasilan tidak tetap, jauh lebih peduli akan kesehatan dibanding beberapa orang yang saya kenal, dan mereka punya penghasilan tetap tapi cuek dengan situasi saat ini.




Orang-orang yang berpenghasilan tetap ini lah yang dari awal Covid-19 muncul di Indonesia mereka terus 'berisik' minta pemerintah untuk melakukan lockdown. Sementara keputusan untuk lockdown itu butuh persiapan yang tidak sedikit, jangan sampai terjadi kerusuhan, kelaparan massal dll. Tahu? orang-orang yang heboh meminta untuk lockdown ini setiap hari wara-wiri seakan-akan gak terjadi apa-apa. Tetap cuek keluar rumah, mungkin juga merasa lebih bebas karena tidak terikat dengan jam kantor. Tapi mereka juga gemar menakut-nakuti orang-orang dengan menyebar informasi palsu di sosial media. 

Berbeda dengan para penjual yang biasa saya beli dagangannya ini. Mereka justru lebih waspada, berusaha untuk menjaga jarak seperti anjuran dokter atau praktisi kesehatan. Malah ada yang cerita kalau beliau senang dan lega banget hanya karena pagi itu, suhu badannya di-cek di pos satpam depan gerbang perumahan tempat tinggal saya. Lalu beliau sedikit curhat nih ceritanya, katanya hari sebelumnya beliau sempat mampir ke rumah temannya karena ada urusan mendesak. Sampai di sana, tiba-tiba ada pengumuman orang meninggal dan itu karena Covid-19. Beliau kaget dan akhirnya buru-buru pamit untuk pulang, sesampainya di rumah langsung mandi ganti baju dll, intinya bersih-bersih. Entah mungkin efek panik, katanya malamnya itu beliau panas dingin. Nah begitu pagi dia masuk kompleks legalah hatinya, karena suhunya normal setelah di cek dengan termometer dahi. 🙈

Beliau juga cerita kalau dari awal beliau berjualan, jauh sebelum ada Covid-19, beliau selalu bawa hand-sanitizer di dalam tas pinggangnya, dan selalu cuci tangan dengan sabun begitu sudah kembali dari berjualan. Ini menohok gak ya buat orang-orang yang menganggap sepele soal cuci tangan? 😎

Penjual lain juga cerita kalau mereka ada rasa khawatir harus belanja ke pasar karena dalam situasi seperti ini pun harus tetap berjualan supaya dapur tetap ngebul. Dan ikhtiar mereka adalah pakai masker ketika belanja dan berusaha untuk menjaga jarak kebayang gak sih jaga jarak di pasar yang rame?. Setelah kembali dari pasar, mereka bersih-bersih dan ganti baju sebelum keliling untuk berjualan.

Dari cerita ini bisa dilihat dong ya, ternyata orang-orang dengan penghasilan tidak menentu dan terpaksa harus tetap keluar rumah ini, adalah orang-orang yang lebih peduli terhadap kesehatan. Berbeda dengan mereka yang punya uang dan yang heboh minta lockdown tapi memanfaatkan situasi sepi untuk menikmati kumpul-kumpul di mall, kafe dll.😤

Pedagang kecil ini bilang 'kalau saya sakit, harus di isolasi, siapa nanti yang kasih makan anak dan istri saya? Atau saya pulang bawa "pirus", anak atau istri saya kena, berarti saya udah nyelakain anak dan istri saya'. Tuh! 

Gimana nih dengan kamu? Masih tetap melakukan physical distancing kan? Jangan lupa jaga kesehatan, istirahat yang cukup, makan makanan yang bergizi seimbang dan selalu cuci tangan pakai sabun ya. Jangan kalah sama cerita bapak-bapak penjual tadi. Dan inilah saatnya kaum rebahan menyelamatkan dunia! Semangat! 🙋
Naia Djunaedi
Naia Djunaedi Betawi - Cirebon - China - India - Arab Maklum. Ibu dari 3 anak, ex Radio Script Writer, ex Journalist, Bookworm, Senang menonton drama dan film, Ambivert, Senang menertawakan kehidupan, Terlahir dengan wajah jutek dan aslinya memang galak sih.. Hehehehe. Open Comission for art on Instagram or e-mail

2 comments for "Bosan di Rumah?"

  1. Keren nih kalo sekelas pedagang kecil aja dah punya awareness kayak begini.

    Di tempat saya masih banyak juga yang cuek soalnya, mikir kena ya sudah. Berarti takdir

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah makanya, kaget kan.. pedagang kecil aja tau harus ikhtiar dulu. di sini malah ada bapak-bapak yang ngaku berpendidikan, sok minta lockdown tapi masih keliaran kayak gak ada apa-apa

      Delete

Post a Comment