Okei - Kasih Tak Sampai Seorang Samurai

Judul Buku   : Okei
Penulis         : Mitsugu Saotome
Penerjemah  : Istiani Prajoko
Penyunting   : Fenty Nadia Luwis
Penerbit       : Serambi
Tebal           : 596 Halaman
ISBN           : 978-979-024-405-4
Kategori      : Novel Dewasa

Okei, gadis muda anak seorang pembuat gentong kayu di wilayah Aizu-Wakamatsu, Jepang. Untuk pertama kalinya ia jatuh cinta kepada seorang samurai yang ia temui di jalan bersalju, saat itu usianya baru lima belas tahun atau enam belas menurut penanggalan kazoe - penanggalan Timur yang menganggap bayi baru lahir sudah berusia satu tahun. Namun perawakannya yang mungil dan sifatnya yang polos membuatnya masih dianggap seperti anak kecil. 

Ia tinggal di Zaimokumachi - pusat tukang kayu - ayahnya, seorang pengrajin kayu yang terampil dan berpengalaman, tengah mengerjakan pesanan gentong kayu untuk keperluan penyimpanan bubuk mesiu. Ayahnya membuat banyak gentong besar yang disebut dengan gentong Belanda karena saat itu perang bergejolak di Kyoto,  ibukota kekaisaran Jepang di masa itu. Bukan hanya perang dengan pasukan Barat, suasana saat itu semakin tegang karena para ronin ganas dan selalu membuat onar yang juga memanfaatkan situasi tersebut. 

Kepemimpinan Shogun yang telah berlangsung selama 264 tahun harus berakhir. Shogun menyerahkan kekuasaan secara de facto kepada Kaisar Putra Langit. Sebelumnya kepemimpinan seorang Shogun berakhir karena usia lanjut atau mangkat, lalu ada yang akan menggantikan mereka. Namun kali ini kantor Shogun harus ditutup. Hal ini tentu membuat rakyat jelata menjadi gelisah dan ketakutan. 

Tak disangka, Okei bertemu lagi dengan samurai yang membuatnya terpesona, Sasanuma Kingo. Samurai muda itu mendatangi rumah Okei untuk mengambil pesanan gentong kayu dari ayah Okei, Bunkichi. Okei merasa bahagia karena mengetahui nama dan tempat tinggal samurai tersebut. Namun berita datang, Okei diminta untuk berangkat ke Edo karena Matsuno-sama di rumah Yanagida sedang sakit keras. Matsuno adalah anak perempuan Yanagida Joemon yang usianya terpaut dua tahun lebih tua dari Okei. Okei dan Matsuno berteman baik sejak kecil. Matsuno menikah dengan seorang punggawa, namun suaminya tewas karena melakukan seppuku (bunuh diri) setelah sarannya kepada pemerintah ditolak, dan ia meninggal Matsuno bersama seorang anaknya yang masih bayi.

Petualangan Okei dimulai, situasi Jepang semakin memanas. Okei ditakdirkan untuk bertemu lagi dengan Sasanuma-sama, dan ia menyatakan cintanya di depan Okei, namun ternyata nama gadis yang ia sebut bukanlah nama Okei. Okei dengan sifat dan pembawaannya yang baik, masih terus memendam cintanya kepada Sasanuma-sama meski ia tahu bahwa laki-laki itu mencintai gadis lain hingga akhir hidupnya. 

Novel ini mengisahkan ketegangan saat terjadinya kekacauan dan peperangan di Jepang. Para Samurai yang gagal menggunakan bubuk mesiunya, memilih untuk maju dan menghunuskan pedangnya kepada musuh. Satu persatu mereka terbunuh untuk mempertahankan wilayah dan melindungi rakyat jelata. Ketika bantuan tak kunjung datang, para Samurai perempuan ikut turun melawan musuh mereka.