; Para Pengganggu - E.E. Richardson - SayaNaia

Para Pengganggu - E.E. Richardson

Judul Buku     : Para Pengganggu
Penulis           : E.E. Richardson
Penerjemah    : Mukti Mulyana
Penerbit         : Atria
Tahun Terbit   : Juni 2007
Tebal             : 240 Halaman
ISBN             : 978-979-1112-08-8




"Mereka yang kehadirannya tak diinginkan
akan terperangkap"



 




Joel dan Cassie Demetrius harus mengikuti ibunya pindah ke rumah baru, dengan keluarga baru mereka. Tidak seperti Joel yang begitu antusias, sang kakak, Cassie terus menggerutu dan merasa kesal mengapa ibunya harus menikah lagi dengan laki-laki yang Cassie anggap sangat menyebalkan.

Laki-laki itu adalah Gerald Wilder alias Gerry, yang akan menjadi ayah sambung bagi mereka berdua. Selain itu, Gerry juga memiliki dua anak laki-laki bernama Damon dan Tim. Gerry sebenarnya pria yang baik, namun entah mengapa Cassie sangat membencinya. Ia juga menganggap Gerry memperdaya ibunya untuk pindah ke desa dan rumah bobrok yang entah berada di mana.

Meski begitu, Cassie dan Joel dipersilakan untuk memilih kamar mana yang akan mereka tempati di lantai atas. Sementara Damon dan Tim akan berbagi kamar karena mereka hanya memiliki tiga kamar di lantai dua. Ayah dan ibu mereka akan menempati kamar di lantai bawah.


"Kalau aku sampai mati dalam tidurku,
Aku berdo'a semoga Tuhan menerimaku di sisi-Nya"


Rumah yang tidak terlalu buruk, ada gudang bawah tanah, loteng serta taman di dalamnya. Tak lupa sebuah kamar mandi dengan ukuran yang terlalu besar untuk sebuah rumah yang terlihat kuno. Tetapi entah mengapa rumah itu seakan penuh dengan misteri yang tak terpecahkan. 

Hari pertama kepindahan mereka dikejutkan dengan teriakan histeris Cassie di kamarnya. Ia berteriak karena isi kopernya berserakan berantakan di lantai. Cassie menuduh Damon yang sengaja melakukannya agar ia kesal. Tetapi Damon bersikukuh bahwa ia tidak pernah masuk ke kamar Cassie apalagi sampai mengacak-acak isi koper miliknya.

Ibu yang mendengar pertengkaran mereka segera naik ke lantai atas dan meminta mereka berhenti bertengkar. Ibu tampak kesal karena ia bosan melihat mereka terus berkelahi tanpa sebab. Cassie pun merasa kesal karena awalnya ia mengira bahwa ibu akan berpihak padanya, namun ternyata tidak.

Cassie pergi ke taman belakang diikuti Joel, saat itu sedang gerimis. Cassie menggerutu dan mengatakan bahwa ia sangat membenci rumah ini dan keluarga Wilder. Tidak seperti Cassie, Joel merasa bahwa semua akan baik-baik saja, ia tampak senang tinggal bersama saudara barunya. Hujan semakin deras namun mereka tetap tinggal di taman sampai mereka basah kuyup. Saat akan kembali ke dalam rumah, petir menyambar dan Joel melihat sosok bayangan anak kecil yang berlari melintas menuju tembok pagar. Anak kecil itu tampak sangat ketakutan seolah-olah ada orang yang mengejarnya. Cassie tidak melihatnya, ya hanya Joel yang melihat bayangan anak itu. Bayangan yang penuh dengan keputusasaan.

Malam hari, Joel merasa kedinginan. Ia baru menyadari bahwa rumah ini terasa sangat berbeda di malam hari, suasananya terlalu mencekam. Joel akhirnya tertidur namun ia bermimpi buruk. Ia bermimpi berlari di dalam rumah tanpa henti, seperti ada seseorang yang akan menangkapnya. Ia merasa bahwa ada seseorang yang akan membunuhnya. Joel terbangun dengan napas terengah-engah dan menyadari ada sosok bayangan di balik jendela kamarnya. Bayangan dengan wajah yang sangat pucat dan ketakutan.

Mimpi yang sama juga dialami oleh Tim, ia juga merasakannya setiap malam. Dan di dalam mimpi mereka terucap do'a "Kalau aku sampai mati dalam tidurku, Aku berdo'a semoga Tuhan menerimaku di sisi-Nya". Kejadian ini membuat Cassie bersemangat, ia menantang Joel, Damon dan Tim untuk memeriksa loteng di malam hari ketika kedua orang tua mereka pergi untuk makan malam.

Damon yang awalnya ragu akhirnya menyetujui hal itu. Mereka mencoba melakukan ritual pemanggilan arwah untuk membuktikan apakah rumah ini benar-benar berhantu. Terlebih banyak kejadian aneh yang mereka alami. Di atas loteng sangat gelap dan sempit. Ada sebuah lemari tua, Damon bercanda dan mendorong adiknya ke dalam lemari tersebut, namun nahas, lemari itu tidak bisa dibuka. Kekacauan terjadi. Tim berteriak dari dalam lemari dan membuat saudara-saudaranya panik. Akankah Tim bisa keluar dari lemari tersebut? Siapakah sosok anak kecil itu? Dan apakah memang ada pembunuh yang berkeliaran di rumah itu?

Saya meminjam buku Para Pengganggu ini di taman tempat saya biasa berolahraga. Sampulnya tampak cukup menyeramkan, dan alur ceritanya memang sangat menegangkan tetapi membuat saya penasaran untuk membacanya sampai akhir. 









Naia Djunaedi
Naia Djunaedi Betawi - Cirebon - China - India - Arab Maklum. Ibu dari 3 anak, ex Radio Script Writer, ex Journalist, Bookworm, Senang menonton drama dan film, Ambivert, Senang menertawakan kehidupan, Terlahir dengan wajah jutek dan aslinya memang galak sih.. Hehehehe. Open Comission for art on Instagram or e-mail

4 comments for "Para Pengganggu - E.E. Richardson"

Post a Comment