Kamu Tidak Sendirian
Hai, saya mau sedikit membahas tentang kondisi kesehatan mental yang belakangan ini sepertinya mulai ramai diperbincangkan lagi. Sekarang ini banyak sekali kalimat-kalimat positif di sosial media yang setidaknya bisa mengurangi kecemasan yang sedang teman-teman alami. Saya ingat sekitar 13 tahun yang lalu ketika saya mengeluh bahwa saya stress berat dan banyak berpikir untuk mengakhiri hidup, orang-orang terdekat menyebut saya kurang iman, kurang bersyukur, tidak bisa memanajemen stress dengan baik dan serangkaian kalimat menyakitkan lainnya.
Sampai akhirnya saya memang didiagnosa mengalami depresi. Saya terkena serangan panik, anxiety yang tentu saja menganggu aktivitas saya sehari-hari. Ketika tidur misalnya, saya bisa saja terbangun dengan keadaan panik, jantung berdebar cepat, gemetar hebat dan berkeringat sangat banyak. Tentu saja kepala sakit luar biasa.
Ternyata ini disebabkan oleh berbagai trauma yang pernah saya alami. Kalau dulu, saya bisa panik ketika berjalan di gang yang cukup panjang dan sepi. Ini karena saya pernah hampir mengalami pelecehan seksual ketika saya remaja dulu, saya dulu kuliah sambil bekerja. Jangan membahas soal pakaian, karena saat itu saya memakai kerudung dan tidak memakai pakaian yang katanya bisa mengundang hasrat laki-laki. Hampir setiap hari saya diikuti laki-laki, dan hari berikutnya dia terus membuntuti saya dan berkata kalau saya sangat cantik dan membuat dia berhasrat 😓. Beruntung saya ditolong bapak-bapak ojek yang sedang mangkal di ujung gang. Saya juga pernah diikuti bapak-bapak (tua) yang sedang membawa mobil dan meminta saya untuk masuk ke mobilnya. Dan ini sering terjadi. Saya ingat waktu itu saya langsung masuk ke gedung telkomsel dan minta izin pegawai untuk duduk di sana sampai orang itu pergi. Benar dong, dia nunggu saya sampai 1 jam, baru akhirnya pergi karena saya diam di situ.
Saya berterima kasih banget sama pegawai di sana karena mengizinkan saya sembunyi di situ. Padahal jarak ke rumah sudah dekat banget. Ini bukan kejadian sekali dua kali. Saya ceritakan ini ke teman-teman kantor yang kebetulan usianya cukup jauh jadi sudah seperti kakak laki-laki bagi saya (banyak pula). Sampai akhirnya setiap pulang kerja, teman kantor saya bergantian mengantar saya sampai depan gang, kalau jalanan sudah sepi, mereka bahkan mengantar saya sampai ke rumah.
Beberapa kali saya juga dituduh pakai 'pelet' atau 'susuk' hanya gara-gara kakak tingkat di fakultas berantem karena mau mengantar saya pulang. Saya yang buru-buru karena mau ada rapat di kantor tempat saya bekerja, malah gak paham dan pulang begitu aja karena saya dikejar waktu. Hahahha. Keesokan harinya teman saya bilang 'lu pakai pelet ya? atau susuk? coba nih makan sate langsung dari tusukannya' saya bingung, katanya kalau makan sate langsung dari tusukannya nanti susuknya keluar. Spontan saya ngakak karena saya gak paham begituan. Dalam hati sakit juga sih tiap kali ada cowok yang nanyain saya, teman-teman saya selalu bilang 'lu pakai pelet apa sih?' dan saya jawab 'pelet ikan!'. Jujur saya memang gak pernah merasa cantik karena saya sering dibully waktu kecil sampai remaja. Bahkan setelah menikah pun saya sering dibully karena dianggap tidak pantas berdampingan dengan papanya anak-anak. 'Kamu pakai apa sih? kok bisa anak saya mau sama kamu?' Dan itu selalu diucapkan di depan orang banyak yang bahkan saya tidak kenal! Hehehehe. Entahlah.
Kelam, gelap. Hehhehe. Ini tidak bermaksud membuka aib, tetapi memang sebagai manusia biasa, saya bisa sedih atau marah. Tapi saya memendam semuanya sendirian dan tidak punya teman untuk bercerita. Akhirnya muncul gejala trauma, yang membuat saya takut bila berhadapan dengan orang banyak. Saya takut dihakimi. Saya takut dibilang menggoda orang lain padahal saya gak ngapa-ngapain.
Serba salah ya jadi perempuan. Wajah saya aslinya jutek parah, kelihatan galak. Tapi kalau sudah kenal, betapa saya orang yang sangat suka bercanda dan suka melempar candaan di luar nurul (kalau kata anak zaman sekarang). Saya sering disalahkan untuk hal-hal yang tidak pernah saya lakukan. Ketika saya tanya mengapa saya dimarahi, orang-orang itu menjawab 'kamu kan paling sabar di sini, salah sendiri kenapa kamu menikah dengan anak saya?!' Duh, siap salah.. Hehehhe
Gak apa-apa ya, yang lalu biarlah berlalu. Sekarang fokus untuk sembuh, walaupun trauma itu bakal terus mengikuti seumur hidup, tetapi nanti ada waktunya dia tidak akan terasa sakit lagi. Mudah-mudahan ini bisa menjadi penguat ketika nanti ada badai yang lebih besar yang datang menghampiri.
Buat teman-teman yang sedang mengalami krisis mental, sabar ya, ayo semangat menjalani hidup. Kamu gak sendirian, cari teman dan kesibukan supaya pikiran negatif tidak selalu mampir di kepala. Jauhi lingkungan toxic yang membuat kalian tidak nyaman. Bergaul dengan orang-orang yang se-frekuensi. Masalah dan ujian datang diberikan karena Tuhan tahu bahwa kita mampu menghadapi semuanya. Bersabarlah, insya Allah akan ada hal indah menanti di ujung sana. Semangat!!
Makasiii mabk Naia postingan ini juga bisa jadi pembelajaran buat saya dan temen"di luaran sana, yang juga kadang sesekali masih ngerasain gak enak dan gak nyamannya....tetap tegar ceunah kata teh Rossa.
ReplyDeleteMakasih juga Mbak Heni selalu support aku dari jauh. Aku ngerasa berharga karena teman2 sesama blogger ternyata peduli sama aku. Hiks
DeleteScarynya baca pengalaman naia ni... Allah uji sbb Allah tau naia mampu menghadap... stay strong k
ReplyDeleteAamiin.. insya Allah, terima kasih Kakmim ^_^
DeleteSemoga mbak Naia makin tegar. Jangan pedulikan orang yang menggunjing.
ReplyDeleteAamiin, makasih mas Agus ^_^
DeleteI also think that in situations of such diseases and ailments, you should focus on positive thoughts and surround yourself with positive people. I greet you very warmly.
ReplyDeletethanks Ma'am. I'll try to be more stronger than yesterday ^_^
DeletePeluk mba naia....🤗🤗. Aku ga habis pikir dengan Bbrp kata Bullyan di atas. Itu berarti mertua mba?
ReplyDeleteTerkadang Bullyan yg kita dpt, DTG dr orang terdekat yaa. Mungkin maksudnya bercanda, tapi orang yg diomongin pastilah sakit dan sedih.
Aku pernah kena juga, tapi dasar aku orangnya cuek, jadi memang ga kuanggepin 😂. Biasalah Bullyan dlm bentuk fisik juga. Apalagi dulu kulitku gelap Krn sering berenang dan ikut lari. Rambut masih keriting megar. Habislah dikata2in Mulu, walo sambil bercanda. Tapi buatku ya ttp sakit ati.
Be strong mba naia. Semoga dengan pengobatan yg dijalanin, bisa bener2 mengurangi depresi yg mba rasain yaa. 🤗. Kdg menulis di blog begini juga bisa mengurangi rasa cemas, at least yg aku rasain begitu tiap kali menulis
Nanti aku ceritain di WA ya kalo boleh.. hehehehehe
DeleteMotivasi, semangat, fokus dan sabar selalu ya Mbak.
ReplyDeleteSemoga apa yang Mbak alami akan sembuh, dan semoga trauma itu suatu waktu nanti tidak akan terasa memberatkan hati lagi.
Salam,
Aamiin. Insya Allah, terima kasih Om, semoga sehat selalu ^_^
DeleteSangat menginspirasi! Keberanian mbak menghadapi trauma dan fokus pada kesembuhan mengilhami banyak orang. Teruslah semangat dan cari lingkungan yang positif!
ReplyDeleteInsya Allah, terima kasih ya sudah berkunjung, salam kenal ^_^
Delete