; Children of Heaven - Film Anak di Tahun '90-an - SayaNaia

Children of Heaven - Film Anak di Tahun '90-an

image source : Miramax

Buat kamu yang tumbuh di era 90'an pasti gak asing dong ya dengan film Children of Heaven? Film ini termasuk film yang wajib ditonton oleh anak-anak di masa itu. Film ini hadir dengan latar negeri Iran yang tayang di tahun 1997. Masih ingat gak dengan ceritanya yang bikin hati terasa teriris? Saat ini pun saya masih ingin menangis ketika mencoba menonton ulang film Children of Heaven ini.

Bermula ketika Ali diminta ayahnya untuk mengambil sepatu milik Zahra, adiknya, yang sedang diperbaiki di tempat reparasi sepatu. Sebelum pulang ke rumah, Ali terlebih dahulu membeli beberapa potong roti dan mendatangi toko sayuran untuk membeli kentang. Namun, ketika hendak pulang, kantung plastik berisi sepatu milik adiknya sudah hilang entah kemana.

Dengan rasa bersalah Ali pulang dan menemui adiknya, Ali berjanji untuk kembali mencari sepatu milik adiknya tersebut dengan syarat adiknya tidak mengadukan hal ini kepada kedua orang tuanya. Hingga malam sepatu milik Zahra belum juga bisa ditemukan, lantas Zahra bertanya apa yang harus ia kenakan untuk bersekolah esok hari. Setelah perdebatan di halaman buku, akhirnya mereka bersepakat untuk memakai sepatu Ali karena jam belajar mereka yang berbeda. 



image source: google

Awalnya Zahra merasa malu memakai sepatu kakaknya yang tentu saja ukurannya lebih besar dari kaki Zahra sendiri, terlebih mereka harus berlari dan bertemu di satu titik untuk saling bergantian memakai sepatu Ali. Ini tentu saja membuat Ali sering terlambat masuk ke kelas. Suatu kali Zahra mendapati bahwa sepatu miliknya sedang digunakan oleh adik kelasnya, tanpa sadar Zahra membuntuti adik kelasnya itu, dan lagi-lagi membuat Ali terlambat datang ke sekolah sehingga tidak diizinkan masuk ke kelas oleh kepala sekolah yang sudah memberinya peringatan di hari sebelumnya. Namun beruntung guru Ali melihat kejadian itu dan akhirnya Ali diizinkan masuk ke kelas karena nilai pelajaran Ali yang bagus dan ia juga dikenal sangat sopan. 

Tidak seperti kita yang mungkin ketika kehilangan suatu barang, maka kita cukup memberitahu kedua orang tua kita. Tetapi hal ini tidak bisa Ali lakukan karena ia berasal dari keluarga miskin dengan penghasilan ayahnya yang tidak menentu. Kemudian Ali membaca pengumuman akan diadakannya lomba lari tingkat provinsi, dan tiap sekolah hanya diperbolehkan membawa 5-6 peserta saja. Ketika melihat hadiah bagi pemenang ketiga, ia pun menemui guru olahraga dan menyatakan ingin mengikuti lomba tersebut. Namun sayang Ali terlambat, sang guru tidak menghiraukan Ali dan meminta agar Ali mendaftar lagi saja di lomba berikutnya.

Ali pun menangis memohon agar sang guru bersedia mendaftarkan namanya dalam lomba tersebut, dan ia juga berjanji akan memenangi lomba lari jarak jauh tersebut. Benar saja, ketika di test, Ali bisa berlari dengan sangat cepat. Tidak heran karena Ali sudah terbiasa berlari untuk mengejar jam pelajarannya di sekolah.

Cerita yang klasik namun sarat makna ini sangat bagus ditonton bersama keluarga. Tokoh Ali mengajarkan tentang kegigihan, begitu pula sang Ayah yang mengajarkan kejujuran. Terbukti ketika ayahnya diminta pihak mesjid untuk menghaluskan gula, tidak sedikitpun ia menggunakan gula itu untuk keperluannya sendiri. 

Bagi orang tua yang sudah menonton, tentunya ini bisa menjadi nostalgia ketika menonton film ini di waktu kecil dulu. Dan bagi anak-anak, cerita dalam film ini memberi banyak pelajaran bagi mereka untuk senantiasa bersabar, gigih dan jujur dalam segala situasi.

Selamat bernostalgia, selamat menonton! 😊




Naia Djunaedi
Naia Djunaedi Betawi - Cirebon - China - India - Arab Maklum. Ibu dari 3 anak, ex Radio Script Writer, ex Journalist, Bookworm, Senang menonton drama dan film, Ambivert, Senang menertawakan kehidupan, Terlahir dengan wajah jutek dan aslinya memang galak sih.. Hehehehe. Open Comission for art on Instagram or e-mail

2 comments for "Children of Heaven - Film Anak di Tahun '90-an"

  1. movie ni memang meruntun hati... no wonder ia dapat pengiktirafan seluruh dunia...

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul kak, ceritanya sangat menyentuh hati, sebagai pengingat diri juga

      Delete

Post a Comment