; Lola Rose - Jacqueline Wilson - SayaNaia

Lola Rose - Jacqueline Wilson

Judul Buku  : Lola Rose
Penulis        : Jacqueline Wilson
Penerbit      : Corgi Books
Tebal           : 288 halaman
ISBN           : 978-0-552-55613-2
Ilustrasi       : Nick Sharrat





Jayni hidup berjauhan dengan ayahnya, ia tinggal dengan ibunya, Nikki dan adiknya Kenny. Dad bekerja di kota lain, tetapi ketika pulang ke rumah, Dad selalu memperlakukan Jayni seperti seorang puteri. Bagi Dad, Jayni selamanya akan menjadi puteri termanis yang ia miliki. Dad juga sangat menyayangi Mum dan Kenny, namun sayangnya Dad gemar bermabuk-mabukan. Emosinya juga bisa berubah setiap saat. Dad kerap memukul Mum Jayni setiap kali ia mabuk dan membuat suasana rumah yang ceria menjadi mengerikan dalam sekejap. 

Mum sangat mencintai Dad sampai ia tidak sanggup melawan ketika ia dipukuli. Hingga suatu hari Dad yang sedang mabuk berat marah kepada Mum, Jayni berusaha membela namun tidak disangka, Dad malah memukul Jayni dengan keras. Tentu saja hal ini membuat Mum marah. Mum membeli kupon lotere diam-diam dan ia memenangkan uang itu. Tepat ketika kemarahan Dad memuncak, Mum mengajak Jayni dan Kenny keluar dari rumah tanpa sepengetahuan Dad. Mereka hanya membawa sedikit barang dan pakaian, tetapi Jayni tidak lupa membawa buku besar berisi kolase dari potongan majalah mode miliknya.

'Can you get up, darling? We've got to be quick' Mum said, pulling at me. Her nose was bleeding and she wiped it impatiently with the back of her hand. 'Come on sweetheart! I need you to help me pack'
'What?' I stare at Mum. I didn't know what she was talking about. She cupped my burning face with her hands. 'We're not staying. Now he's started on you, he won't stop. I'm not having that. We're running away'


Mum membawa Jayni dan Kenny pindah ke London, mereka juga mengganti nama mereka untuk menghindari kemungkinan Dad mencari mereka ke London. Mum mengganti namanya menjadi Victoria, Jayni memilih menjadi Lola Rose, sementara Kenny menjadi Kendall. Selama di London, mereka menghabiskan banyak uang dan tinggal di hotel. Setelah uang mum menipis, Mum mencari pekerjaan untuk menyambung hidup dan mencari biaya sekolah untuk Jayni dan adiknya. Mereka juga mencari rumah kecil yang biaya sewanya murah.

Mum mendapatkan pekerjaan di bar, artinya Jayni harus berani menemani adiknya tidur di rumah sampai pagi, karena Mum harus bekerja pada malam harinya. Kemudian Mum bertemu dengan Jake, lelaki muda, dia adalah seorang atlet. Tapi bagi Jayni, laki-laki itu hanyalah anak muda ingusan yang memanfaatkan Mum untuk mendapat tempat tinggal dan makanan gratis. Mum tiba-tiba dipecat dari pekerjaannya karena ternyata ia belum bisa mengatasi kebiasaannya mabuk-mabukkan, seperti yang biasa Mum dan Dad lakukan di rumah mereka yang dulu.

Suatu hari Mum terlihat sangat lemah dan sakit, awalnya Mum tidak mau memberitahu apa yang terjadi. Tetapi Jake memaksa Mum untuk segera memberitahu kondisinya kepada Jayni dan adiknya. Jake mengatakan kalau ada benjolan di payudara Mum dan ukurannya semakin membesar. Jake dengan setia menemani Mum ke rumah sakit untuk memantau perkembangan penyakit Mum. Jake menyarankan Mum untuk tinggal di rumah sakit agar mendapat perawatan yang tepat, tetapi Mum menolak. Akhirnya Jake menyerah dan memutuskan untuk pergi meninggalkan Mum begitu saja.

Jayni menelepon ke rumah sakit agar Mum bisa segera mendapat penanganan dari dokter. Setelah Mum dirawat, Jayni mencoba mengingat-ingat tentang saudara Mum, Auntie Barbara. Ia mencari nomor telepon untuk bisa berbicara dengan Auntie Barbara, saudari kandung Mum satu-satunya, karena ia merasa tidak sanggup hidup berdua saja dengan Kenny. Lalu Dad tiba-tiba muncul di hadapan mereka, dan berusaha menyakiti Mum lagi.

Novel ini cukup membuat saya sedih dan marah, ibu Jayni selalu mendapat kekerasan fisik dari ayahnya, namun cinta membuatnya seolah-olah menjadi buta. Keberanian Jayni membela ibunya yang berujung pemukulan. Dan bagaimana Mum berusaha agar Jayni dan adiknya tetap bersekolah walaupun dengan kondisi yang cukup sulit. 



Naia Djunaedi
Naia Djunaedi Betawi - Cirebon - China - India - Arab Maklum. Ibu dari 3 anak, ex Radio Script Writer, ex Journalist, Bookworm, Senang menonton drama dan film, Ambivert, Senang menertawakan kehidupan, Terlahir dengan wajah jutek dan aslinya memang galak sih.. Hehehehe. Open Comission for art on Instagram or e-mail

No comments for "Lola Rose - Jacqueline Wilson"