TILIK - FILM PENDEK

Halo semua, selamat hari Senin.. Sudah menonton film berjudul TILIK belum? Saat ini film TILIK sedang menjadi trending topik di Indonesia ya, padahal Ravacana Film dan Dinas Kebudayaan D.I Yogyakarta membuat film ini di tahun 2018 yang lalu. Tilik sendiri artinya melihat, menjenguk, dalam bahasa Jawa halus. 

Sesuai dengan judulnya, film ini bercerita tentang rombongan ibu-ibu dari desa di Bantul yang hendak menjenguk ibu Lurah yang mendadak harus dirawat di rumah sakit. Karena tidak ada bus yang bisa mereka tumpangi, jadilah ibu-ibu ini menyewa truk besar milik Gotrek. Ibu-ibu ini berdiri di belakang dengan berpegangan pada tali yang diikat di dalam kontainer truk tersebut, sesekali mereka harus merunduk untuk menghindari polisi.

photo from google

Tahu dong ibu-ibu kalau sudah berkumpul pasti tidak jauh-jauh dari yang namanya bergosip 🙊. Cerita dibuka oleh Bu Tejo, diperankan oleh Siti Fauziah Saekhoni, yang bertanya mengapa bu Lurah bisa tiba-tiba masuk rumah sakit, lalu berkembang menjadi ghibah dengan level super pedas 🙈. Topik utamanya adalah Dian, gadis muda yang menjadi kembang desa dan menjadi idola bapak-bapak. Katanya Dian ini pacarnya Fikri, anaknya ibu Lurah.

Ini tentu saja membuat ibu-ibu menjadi resah, karena sejak kedatangan Dian di desa mereka, bapak-bapak berubah menjadi genit. Belum lagi Dian dianggap 'perempuan gak bener' karena pekerjaannya tidak jelas namun semua barang-barang yang ia gunakan adalah barang-barang yang mahal. Bu Tejo terus bergosip tentang Dian, layaknya ibu-ibu super nyinyir yang kadang kita temui di kehidupan sehari-hari. Tetapi rupanya ada Yu Ning yang terus saja membela Dian, karena kebetulan beliau adalah kerabat jauh dari Dian. Tidak tanggung-tanggung, Bu Tejo membeberkan bukti-bukti tentang Dian yang tersebar di Facebook. Yu Ning mengingatkan bu Tejo supaya tidak sembarangan bicara tentang Dian, dan tidak mempercayai begitu saja sesuatu yang tersebar di sosial media. Dan akhirnya mereka bertengkar sampai-sampai tidak sadar truk dihentikan oleh polisi.

Yang menarik dari film ini tentu peran bu Tejo yang begitu bersemangat dan nyinyir, seolah-olah kita sedang berhadapan langsung dengan bu Tejo. Saya sendiri awalnya ikut gemas dan rasanya ingin menyumpal mulut bu Tejo dengan cabai super pedas 😆😆. Karakternya bener-bener dapet ini sih, ucapan pedas, lengan baju sebatas siku, gelang segambreng. Seperti mewakili karakter ibu-ibu gosip di kehidupan sehari-hari. Hehehe. Meski begitu bahasa yang digunakan tetap sopan. Film ini cukup menghibur untuk mengisi waktu luang yang sempit. . Ini saya kasih bonus foto Bu Tejo yang paling epic 🙈

Ghibah atau bergosip mungkin terasa seru, apalagi jika lawan bicara tertarik untuk terus menanggapi. Tapi sebagai manusia beradab, ada baiknya kita tidak menelan mentah-mentah berita yang tersebar simpang siur di masyarakat atau pun di sosial media. Sekalipun berita itu benar, bukan berarti kita bebas untuk menyebarkannya lagi kepada orang lain. Film ini juga mengingatkan kita, bahwa dalam hidup bermasyarakat, kita tidak bisa sembarangan melakukan hal-hal yang tidak baik, karena sekali saja melakukan kesalahan, seluruh dunia akan tahu. Bagi yang belum menonton, selamat menonton, dan siap-siap kesal ya dengan ulah bu Tejo 😅