; Ziarah - Iwan Simatupang - SayaNaia

Ziarah - Iwan Simatupang

Judul Buku   : Ziarah
Penulis         : Iwan Simatupang
Penerbit       : Noura Books
Tahun Terbit : Oktober 2017
Tebal           : 224 Halaman
ISBN           : 978-602-385-334-2




"Esok akan menjadi kini. 
Kini yang menjadi kemarin tak dihiraukan, 
karena segala yang lampau hanya gumpalan hitam"





Halo, selamat hari sabtu. Saya mau meresensi buku berjudul Ziarah, yakni buku sastra lawas karangan Iwan Simatupang, salah satu tokoh sastra yang berpengaruh di Indonesia. Ini buku lama banget, tapi saya baru ingat kalo ternyata buku ini belum pernah saya resensi. Karena malas foto ulang, saya langsung ambil aja dari laman Instagram hehehe. Sebelumnya saya juga sudah pernah membahas tentang buku Kooong yang juga merupakan karangan Iwan Simatupang.


Berbeda dengan buku Kooong, tokoh utama dalam buku Ziarah ini diberi nama Kita. Meninggalnya sang istri menyebabkan Kita disergap kerinduan yang mendalam. Kita terlalu kehilangan, sampai-sampai ia terus saja berjalan dan berharap ia bisa bertemu dengan sang istri dalam setiap tikungan yang ia lewati. Ia berharap istrinya akan datang dari arah tikungan, bertemu persis di tengah busur tikungan dan bersiap mendengar istrinya berucap 'oh, halo, kau..' Namun, entah di tikungan yang mana mereka akan bertemu, karena sang istri sudah lama mati.



"Besok!
Besok pasti aku bertemu dia!"






Ketika pagi tiba, Kita bangun dengan penuh semangat dan harapan bahwa ia akan bertemu sang istri di tikungan. Lalu sore tiba dan malam menjemput tanpa sekali pun ia menjumpai sang istri. Dengan keputusasaan, ia menjadi seorang pemabuk dan meminum arak banyak-banyak. Lantas ia terus berteriak memanggil Tuhan, memanggil nama sang istri, menangis keras dan kemudian tertawa keras-keras. 

Orang-orang sudah hafal dengan perangainya, tidak memprotes, mereka akan langsung mengantar Kita pulang ke rumahnya yang kecil di kota kecil. Sampai pada akhirnya Kita menyadari bahwa istrinya kini berada di dalam tanah perkuburan, kuburan yang sudah lama tidak pernah ia datangi. Bukan, bahkan dia belum pernah sekali pun datang ke kuburan sang istri. Kita memutuskan untuk berziarah, entah di tanah perkuburan yang mana. Kita terus berjalan, mencari. 

Kita dulu adalah seorang pelukis berbakat dan mempunyai masa depan yang cerah. Tapi semua berubah ketika sang istri selesai dikubur, ia melempar semua lukisan dan peralatan lukisnya ke laut. Sejak istrinya mati, ia mulai bekerja apa saja asal hanya dalam 5 jam berturut-turut. Mencuci piring di kedai, membersihkan pekarangan, bahkan mengecat dan mengapur rumah, pekerjaan yang paling ia sukai. 

Sampai pada suatu hari, seorang opseter pekuburan kotapraja meminta Kita untuk mengapur tembok-tembok luar pekuburan. Ini ternyata membuat Kita berteriak histeris dan lari sekencang-kencangnya, karena ia tidak suka pekerjaan yang berhubungan dengan orang mati. Sang opseter mengejarnya dan ikut berteriak, mereka berlari dan berteriak bersama. 

Sang opseter sengaja memberi Kita pekerjaan itu, karena ia sudah banyak mendengar riwayat Kita. Ia ingin mencari kenikmatan dalam penyiksaan. Karena di dalam pekuburan itulah istri Kita dikubur. Kita menerima tawaran pekerjaan itu, dan untuk pertama kalinya Kita minum arak tanpa berteriak memanggil nama istrinya, memanggil Tuhan dan tertawa. Ia berbicara dengan sopan dan lembut, yang membuat orang-orang keheranan.

Sejak Kita berubah, orang-orang di kota menjadi takut. Mereka takut bercermin, takut kalau yang mereka lihat di cermin bukanlah diri mereka sendiri. Takut jika orang-orang yang mereka kenal bukan lagi orang-orang yang mereka kenal sebelumnya.

Buku berjudul Ziarah ini pertama kali diterbitkan di tahun 1969, dan mendapat penghargaan sebagai Roman Terbaik ASEAN di tahun 1977. 

Naia Djunaedi
Naia Djunaedi Betawi - Cirebon - China - India - Arab Maklum. Ibu dari 3 anak, ex Radio Script Writer, ex Journalist, Bookworm, Senang menonton drama dan film, Ambivert, Senang menertawakan kehidupan, Terlahir dengan wajah jutek dan aslinya memang galak sih.. Hehehehe. Open Comission for art on Instagram or e-mail

8 comments for "Ziarah - Iwan Simatupang"

  1. Soal review buku, ananda Naia adah ahlinya, Tuntas dan padat berisi. Selamat malam minggu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah, terima kasih bunda karena selalu memberi support ^_^ Bunda salah satu orang yang membuat saya semangat untuk menulis

      Delete
  2. Cerita lengkapnya pasti menyentuh..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mas, buku2 om Iwan rekomen banget, bisa bikin kita belajar tentang kehidupan. Saya belum nemu buku2 om Iwan yang lain, mudah2an bisa ada kesempatan baca buku beliau yang lain

      Delete
  3. bagus buku sebegini sebab mengajar kita lebih dekat dengan kehidupan👍

    ReplyDelete
    Replies
    1. ye kak, buku-buku karangan Iwan Simatupang nih memiliki banyak pesan untuk kehidupan

      Delete

Post a Comment