Beauty and the Beast - Madame de Villeneuve
Judul Buku : Beauty and the Beast
Penulis : Madame de Villeneuve
Penerjemah : Andityas Prabantoro
Penerbit : Qanita
Tahun Terbit : Februari 2017
Tebal : 244 Halaman
ISBN : 978-602-402-054-5
Suatu hari seorang saudagar tua berniat untuk melakukan perjalanan setelah usahanya mengalami kerugian besar secara bertubi-tubi. Semua kapal miliknya tenggelam dan hancur diserbu oleh bajak laut, belum lagi pengkhianatan yang dilakukan oleh para pegawai yang menjalankan usahanya di luar negeri.
Istrinya telah lama wafat, namun untungnya ia masih memiliki sebuah rumah di pedesaan. Ia mengajak ke enam putera dan enam puterinya untuk pindah ke rumah itu. Ketika hendak mencari tahu kebenaran tentang keberadaan kapalnya yang masih tersisa, ia bertanya kepada puteri-puterinya apa yang mereka inginkan untuk dibawa sepulang ayahnya nanti. Semua puterinya yang senang bersolek, meminta agar ayahnya membawakan mereka perhiasan, baju-baju yang bagus dan segala macam barang-barang mewah lainnya.
Namun berbeda dengan Belle, ia hanya terdiam mendengar permintaan saudari-saudarinya yang begitu banyak. Sang ayah bertanya apakah Belle sama sekali tidak menginginkan apapun? Belle memeluk ayahnya dan memberi jawaban yang sangat menyentuh hati 'Aku hanya ingin melihat ayah pulang dengan sehat dan selamat." Melihat ketulusan Belle, para saudari marah dan menyebut jika Belle hanya berpura-pura baik.
Sang ayah tersentuh dan memaksa Belle untuk meminta apa saja. Akhirnya Belle meminta sang ayah membawakannya bunga mawar, karena Belle pikir jika hanya bunga mawar tentu tidak akan memberatkan ayahnya. Terlebih lagi Belle tidak pernah melihat bunga mawar sejak mereka pindah ke desa terpencil itu.
Harapan ayahnya untuk bisa pulang membawa barang-barang yang diinginkan oleh anak-anaknya seketika sirna, karena ternyata para mitranya membagi-bagikan muatan kapal miliknya itu sehingga nyaris tidak ada sedikit pun keuntungan yang ia dapat. Ia bergegas pulang dengan mengendarai kuda meskipun saat itu cuaca sangat dingin. Namun karena hari sudah semakin gelap dan ia tidak sanggup menahan udara dingin yang terus menusuk tubuhnya, ia memutuskan untuk beristirahat di dalam sebatang pohon tua yang berongga, begitu pula dengan kudanya.
Keesokan harinya salju tebal menutupi jalan, ayah Belle terus berjalan dan tanpa sadar ia sampai di depan sebuah istana yang indah. Ia memutuskan untuk masuk dan berkeliling untuk melihat-lihat istana yang penuh dengan patung-patung yang sangat mirip dengan manusia. Istana terlihat kosong namun bersih. Ia berenti di depan perapian untuk menghangatkan diri, ia tertidur karena letih dan terbangun ketika perutnya sangat kelaparan.
Dia terkejut ketika mendapati meja makan penuh dengan hidangan lezat, karena terlalu lapar, ia memakan semua hidangan itu dan baru tersadar bahwa ia harus berterima kasih kepada tuan rumah yang belum juga ia jumpai di istana itu. Singkat cerita sang ayah menemukan sebuah taman indah yang berisi bunga-bunga yang langka dan membuat udara terasa sangat hangat. Seketika ia memetik sekuntum mawar untuk puteri kesayangannya, Belle. Lalu sebuah geraman terdengar dari belakang dan membuatnya terkejut.
Sesosok makhluk besar muncul secara tiba-tiba dengan raut wajah marah dan sangat mengerikan. Sebagai gantinya, ayah Belle harus membawa salah satu puterinya untuk tinggal di dalam istana tersebut dan harus datang dengan sukarela.
Lalu tibalah Belle di istana yang megah dan penuh dengan fasilitas mewah tersebut, ya hanya Belle yang mau menyanggupi persyaratan dari makhluk yang nyaris memangsa ayahnya itu. Hati ayah Belle terasa hancur karena harus meninggalkan puterinya seorang diri di dalam istana bersama makhluk mengerikan itu. Lalu apa yang terjadi?
Versi asli Beauty and the Beast ini ditulis oleh Gabrielle-Suzanne Barbot de Villeneuve atau Madame de Villeneuve pada tahun 1740 dengan judul La Belle et la Bête.
Saya sering mendengar cerita ini, tetapi saya belum pernah membacanya. Terima kasih atas perkenalannya.
ReplyDeleteSama-sama, kawan. Saya pun baru membacanya di tahun lalu, selama ini hanya menonton film kartunnya saja ^_^
DeleteIni cerita yang cukup populer yaa mbak..
ReplyDeleteHooh, ternyata udah tua banget ya hehehe. Tapi bagus nih terjemah versi mizan, tipis tapi kayak detail ceritanya bikin kebayang beneran.. mantaplah
Deletememang menyentuh perasaan... usia buku pun... waduhhh ;-)
ReplyDeletebetul kak, banyak hikmah yang bisa kita ambil dari buku ini ^_^
DeleteMasa cerita ni tgh hot..memang layan nya di TV aja sudah tak pandang buku walaupun keluaran asalnya pada buku dulu ^_^ Menarik kanak2 remaja dewasa juga bisa baca dan nonton.,
ReplyDeletesaya hanya nonton film kartunnya saja, kak.. malah belum pernah nonton film yang dibintangi Emma Watson, karena sudah lama sekali gak pernah ke bioskop.. hehehe
Delete