; The Adventure of Pinocchio - Carlo Collodi - SayaNaia

The Adventure of Pinocchio - Carlo Collodi

Judul Buku  : The Adventures of Pinocchio
Penulis        : Carlo Collodi
Penerjemah : Lulu Wijaya
Penerbit       : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tebal            : 208 halaman
ISBN            : 978-602-03-0466-3





Pada suatu hari yang cerah, ada sepotong kayu bakar yang tebal dan kokoh di dalam toko kayu milik seorang tukang kayu tua. Dia adalah Mastro Antonio yang biasa dipanggil Mastro Cherry oleh orang-orang. Ia dipanggil begitu karena ujung hidungnya yang bulat, merah dan mengilap seperti buah ceri yang ranum. Mastro Cherry kegirangan, ia mengusap-usapkan tangannya dan berkata: "Kayu ini muncul tepat pada waktunya. Aku akan menggunakannya untuk membuat kaki meja".

Dia meraih kapak kecil dengan cepat untuk mengelupas dan membentuk potongan kayu itu. Tetapi saat akan mengayunkan kapak tersebut tiba-tiba ia mendengar suara kecil dan lirih berkata dengan nada memohon "Berhati-hatilah! Jangan memukulku keras-keras!". Dia mencari asal suara itu dengan ketakutan, tapi ia tidak melihat siapa-siapa. Kemudian ia memukul potongan kayu dengan ayunan kapak yang tegas. "Sakit!" seru suara kecil sayup yang sama. Mastro Cherry terpana, matanya membelalak, mulutnya ternganga. Ia berkata sambil gemetaran "Dari mana asal suara itu, kalau tidak ada siapa-siapa disini?"

Singkat cerita pria yang malang ini ketakutan setengah mati, ia memutuskan untuk memberikan kayu tersebut kepada sahabatnya, Geppetto, yang secara kebetulan datang mengunjunginya. Geppetto berencana membuat boneka tali dari kayu yang bisa menari, bermain anggar dan berjungkir balik. Dengan senang hati Mastro Antonio mengambil kayu tadi dari meja kerjanya. Namun ketika hendak memberikannya kepada Geppetto, potongan kayu tersebut malah terlempar dan jatuh mengenai kaki kurus Geppetto yang malang. Kontan saja mereka jadi bertengkar hebat, walaupun pada akhirnya mereka berdamai dan bersumpah untuk bersahabat sampai akhir hayat. Geppetto pulang dengan terpincang-pincang setelah mengucapkan terima kasih kepada sahabatnya itu.

Setiba di rumah, ia memotong dan memahat kayu tersebut menjadi boneka tali. Boneka itu diberi nama Pinocchio, karena ia yakin suatu saat boneka ini akan mendatangkan kemujuran baginya. Setelah itu dia mulai mengerjakan rambut, kening dan mata si boneka. Secara tiba-tiba kedua mata si boneka bergerak dan menatapnya lekat-lekat dan membuatnya kaget. Kemudian ia membuat hidung boneka yang semakin lama semakin panjang sehingga tampak tak berujung. Geppetto terus memotong hidung tersebut tetapi semakin ia potong, hidung boneka itu malah bertambah panjang. Akhirnya dia putus asa dan membiarkannya begitu saja. Ia lalu membuat mulut, setelah selesai, mulut itu malah tertawa dan mengolok-oloknya. 

Boneka itu terus saja mengerjai Geppetto yang malang, dan ia memilih berpura-pura tak melihat apa-apa dan meneruskan pekerjaannya. Setelah semua selesai, keajaiban pun terjadi, Pinocchio yang awalnya tidak bisa berjalan, tiba-tiba bisa berjalan dan berlari. Geppetto menganggap boneka itu layaknya anaknya sendiri. Sayangnya, Pinocchio ini sangat nakal dan suka berbohong. Dan setiap kali ia berbohong, maka hidungnya akan bertambah panjang. Beberapa kali Pinocchio kabur dari rumah dan meninggalkan ayahnya karena terpedaya omongan manis, dan beberapa kali juga ia hampir celaka. Begitu teringat ayahnya, Pinocchio menangis dan berjanji tidak akan melakukan kesalahan lagi, namun tetap saja ia tidak kapok. Akankah Pinocchio berubah menjadi anak baik?

Gemas rasanya membaca buku ini, ada rasa kasihan, tapi saya seperti ingin 'menjewer' Pinocchio yang selalu saja membuat ayahnya susah dan bersedih. 








Naia Djunaedi
Naia Djunaedi Betawi - Cirebon - China - India - Arab Maklum. Ibu dari 3 anak, ex Radio Script Writer, ex Journalist, Bookworm, Senang menonton drama dan film, Ambivert, Senang menertawakan kehidupan, Terlahir dengan wajah jutek dan aslinya memang galak sih.. Hehehehe. Open Comission for art on Instagram or e-mail

No comments for "The Adventure of Pinocchio - Carlo Collodi"