; Terapi Mental - SayaNaia

Terapi Mental

Hai teman-teman semua, apa kabar? Maaf ya saya baru muncul lagi karena kebetulan saya lagi sibuk bolak balik terapi di rumah sakit. Ya, saya harus terapi obat anti depresan (lagi) sejak September tahun lalu, dan belum tahu sampai kapan karena kali ini masalahnya cukup kompleks.

Saya didiagnosa Anxiety Disorder (lagi) alias gangguan kecemasan, seperti yang sudah pernah saya ceritakan kalau saya pernah mengidap anxiety di tahun 2011-2012. Artinya saya harus terapi obat selama 1 tahun, ditambah saat itu saya mengalami pengentalan darah dan penyempitan pembuluh darah di otak. Bayangkan! Betapa menderitanya saya saat itu, sementara penyakit itu saya simpan rapat-rapat sendiri. Bahkan pasangan saya waktu itu tidak tahu (tidak peka). Almarhumah mama yang waktu itu tidak sengaja melihat betapa banyaknya obat-obatan yang harus saya minum. 





Mau bohong, tapi udah ketahuan.. hehehe.. ya sudah akhirnya saya jujur ke Mama dan benar saja, beliau menangis terus. 😷 Bingung ya. Mama sampai nanya kenapa saya sakit tapi gak bilang-bilang? Entah ya, saya pikir saya gak butuh untuk cerita karena takut mama khawatir, tapi ternyata insting ibu memang gak ada yang bisa ngalahin ya. Mereka pasti bakal tahu kalau anaknya gak baik-baik saja.

Dan di tahun 2023, lagi lagi saya harus ke psikolog dan berujung dirujuk ke psikiater karena kondisi mental saya yang semakin parah. Bukan hanya anxiety, tetapi saya juga mengalami PTSD alias Post Traumatic Stress Disorder, Panic attack (serangan panik) dan Schizoaffective. Wow banyak banget? Dan apa pula itu Skizoafektif? Mengapa saya didiagnosa skizoafektif? Saya akan jelaskan sedikit, jadi skizoafektif ini termasuk dalam kategori gangguan mental seperti delusi atau halusinasi dan disertai depresi yang cukup berat. Yang saya alami adalah, saya sering mendengar suara-suara "Mati aja lu gak berguna!" "Dasar beban!" "Gak ada gunanya lu hidup!" "Dasar sarjana gak berguna!" "Ayo mati, kalau mati pasti semuanya selesai?" dan beragam kata-kata lain yang mengarahkan saya untuk mengakhiri hidup.





Saya bersyukur saya sadar dan segera meminta bantuan profesional. Dan akhirnya, ya sudah saya harus minum obat-obatan dari psikiater untuk mengontrol emosi, mengatasi tremor dan mengurangi kecemasan atau serangan panik yang sering datang tiba-tiba. 

Itulah sebabnya mengapa saya menghilang tiba-tiba πŸ˜…. Lalu bagaimana kabar saya sekarang? Alhamdulillah perlahan sudah mulai membaik, keinginan-keinginan untuk mengakhiri hidup pelan-pelan sudah mulai berkurang, berganti dengan keinginan untuk bisa bangkit dan berkarya lagi seperti dulu. Keinginan untuk sembuh demi anak-anak, keinginan untuk bisa hidup lebih lama dan berbahagia bersama anak-anak tentunya. 

Saya mulai menerima pesanan souvenir, kalau teman-teman mau pesan souvenir boleh hubungi saya via instagram atau e-mail ya. Hehehe. Sekalian promo deh. Saya sekarang fokus untuk membahagiakan diri sendiri dan anak-anak. Sambil terus berdo'a dan berharap semoga nanti akan ada orang yang bisa menerima saya apa adanya, juga menerima saya dan anak-anak seperti anaknya sendiri. Tapi kalau tidak ada ya sudah, gak apa-apa. Yang penting kebahagiaan anak-anak nomor satu πŸ˜‰

Tetapi selain terapi obat dari psikiater, saya juga rutin berolahraga, setidaknya saya jalan pagi di taman selama 45 menit atau lebih. Terkadang saya sengaja membawa tas carrier yang diisi beban beberapa kilogram untuk melatih otot punggung dan kaki, juga melatih napas saya. Hitung-hitung persiapan kalau-kalau ada kesempatan untuk naik gunung lagi. Hehehe.
Naia Djunaedi
Naia Djunaedi Betawi - Cirebon - China - India - Arab Maklum. Ibu dari 3 anak, ex Radio Script Writer, ex Journalist, Bookworm, Senang menonton drama dan film, Ambivert, Senang menertawakan kehidupan, Terlahir dengan wajah jutek dan aslinya memang galak sih.. Hehehehe. Open Comission for art on Instagram or e-mail

16 comments for "Terapi Mental"

  1. Membaca tulisan Mbak ini, cukup membuat saya haru. Demikian banyak cobaan menimpa Mbak.
    Saya hanya bisa berdo'a saja semoga kedepan kesehatan lahir dan bathin Mbak lekas kembali pulih.
    Tentang obat, saat ini saya sekarang setiap hari harus menelan 5 pil. Berawal dari lambung berujung ke jantung. Selamanya saya harus menelan 5 macam pil itu. Jadi setiap bulan rutin ke dokter, dikasih 5 macam pil yang sama. Sampai kapan dok? Ya, selamanya pak. Demikian kata dokter.

    Tentang olah raga, saya sekarang rutin jalan kaki pagi setiap pagi, kecuali hari Jumat. Minimal 1 jam saya jalan kaki pagi. Beberapa bulan baru terasa manfaatnya terhadap kebugaran tubuh. Pesan saya, rutinkan jalan kaki pagi ya Mbak.

    Sehat selalu ya Mbak.

    Salam,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin. Semoga Om sehat selalu ya. Terima kasih karena sudah menyempatkan waktu berkunjung dan membaca cerita saya ^_^

      Delete
  2. Turut sedih baca kisahnya mbak Naia, semoga makin baik ke depannya.

    Saya baru tahu kalo ada penyakit seperti itu, kok bisa ada suara seperti itu ya, "beban, ga berguna, dll". Apa itu schizophrenia?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin. Makasih mas Agus. Iya, Skizoafektif itu bagian dari skizofrenia. Saya mengalami ini karena sering dibully 'gak berguna' dll oleh keluarga pasangan saya dulu

      Delete
  3. mbk...semangat yaa...pantang menyerah..sebanyak apapun cobaan hidup tetap wajib bersyukur karena di kelilingi anak-anak yang manis, kluarga yang dukung,gimana juga kita gak bisa simpen sendiri masalah walaupun tujuan kita gak mau buat kluarga pusing...tapi seenggaknya kalau bercerita bisa sedikit ngebantu ngurangin beban kita, saya juga kadang Kumat panikan, deg-degan....badan pada sakit ga jelas, pikiran udah macem"..tapi saya yakini selalu dalam hati kalau pas kumat.. tenang -tenang..aku pasti bisa melewati semuanya berulang"...sambil tarik dan hembuskan nafas perlahan,memang gak mudah sih..tapi ya harus semangetin diri sendiri

    ReplyDelete
    Replies
    1. Insya Allah, mbak. Aku milih cerita ke psikiater aja yang gak menghakimi, Hehehe

      Delete
  4. sibukkan diri ya naia... jgn berseorangan nnt terdengar bisikan² tu... take care ya

    ReplyDelete
  5. Mbak Naia, pasti nggak mudah buat melalui semua ini. Tapi udah bisa sampai ada di titik ini, itu udah hebat banget.. jadi Mbak Naia harus semangat terus ya, masih banyak gunung-gunung yang harus didatengin 😁
    Apalagi sekarang udah bisa olahraga jalan kaki sampai 45 menit. Udah sehat banget ituuπŸ˜πŸ‘

    ReplyDelete
  6. Betapa berat mata memandang, berat lagi bahu memikul. Namun begitu, percayalah setiap penyakit ada ubatnya, setiap masalah ada penyelesaiannya. Sentiasa fikirkan yang baik-baik, berlapang dada dan jangan bersendirian. Penuhi masa lapang dengan aktiviti yang digemari. Semoga semuanya baik-baik ya.

    ReplyDelete
  7. Allah tidak akan memberatkan hamba-Nya melainkan sesuai dengan kemampuannya...

    saya fahambukan mudah untuk naia lalui semua ini
    tapi saya percaya
    setiap penyakit ada ubatnya kecuali mati
    setiap masalah pasti ada jalan keluarnya
    yang penting, jangan biarkan diri berseorangan
    dan bahagiakan diri walau apa cara sekali pun
    insya Allah... segalanya akan baik-baik sahaja dan dipermudahkan
    kami doakan untuk naia dari jauh...

    ReplyDelete

Post a Comment