Membunuh Orang Gila - Sapardi Djoko Damono
Judul Buku : Membunuh Orang Gila
Penulis : Sapardi Djoko Damono
Penerbit : Penerbit Buku KOMPAS
Tahun Terbit : 2003
Tebal : 104 Halaman
ISBN : 979-709-089-2
Angin bertanya : "Apakah yang tidak punya sayap tidak berhak punya sarang? Apa yang tak punya cakar tidak boleh punya sarang? Apa yang tak tampak tidak boleh punya sarang?"
Ya, untuk apa angin mencari sarang?
koleksi pribadi
Itu adalah kutipan dari salah satu cerita pendek berjudul Sarang Angin di dalam buku Membunuh Orang Gila karya Sapardi Djoko Damono. Di Indonesia, nama beliau lebih dikenal sebagai seorang penyair dengan puisinya yang indah dan penuh makna. Sesuai dugaan saya, cerita pendek di dalam buku ini pun ditulis dengan makna yang mendalam.
Jujur saya buka penggemar cerpen alias cerita pendek, tetapi buku ini membuat saya tidak bisa berhenti di satu judul saja. Salah satu judul yang cukup menggelitik adalah Jalan Lurus.
"Aku adalah sebuah jalan, jalan lurus namaku. Sesuai dengan namaku, aku harus lurus saja, tidak boleh berbuat lain. Sebenarnya aku tak begitu suka terus menerus lurus, tetapi mereka sudah terlanjur menamakanku demikian.
Mereka mungkin tidak mengetahui akibat semua itu bagiku, yakni bahwa apa pun yang terjadi aku harus tetap lurus. Bagaimana seandainya aku jadi gila sebab tidak punya hak untuk berbuat lain kecuali berusaha terus menerus agar tetap lurus? Siapa yang mau bertanggung jawab? Apakah aku harus bertanggung jawab atas segala hal yang diakibatkan oleh kelurusanku meskipun merekalah yang telah memberikan nama itu untukku, hal yang sama sekali bukan kehendakku?"
Ini seperti penggambaran manusia yang dituntut untuk selalu baik meski terkadang ingin marah atau ingin membalas perbuatan manusia lain yang berlaku tidak adil padanya. Jadi kayak curhat ya? Hahahaa. Maaf, tapi begitu lah kesan yang saya tangkap dari cerita pendek ini.
Although sometimes it is worth giving vent to your emotions, but it is worth being good to other people, no matter what. I greet you.
ReplyDeletethanks Maam, i will try it
Deletemendalam sungguh maksudnya. sememangnya penulis ini sungguh kreatif orangnya
ReplyDeletebtw sy tak tahu apa silapnya. nama akaun sy tidak muncul hari ni hmmm so terpaksa guna nama anony utk komen di sini (anies)
wah iya, mengapa nama kak Anies tak muncul?
Deletesalah fokus...cover bukunya agak kekinian...padahal biasanya buku sastra covernya ala ala mural atau vignete yang ada di ilustrasi cerpen cerpen Kompas minggu
ReplyDeleteLucu ya covernya, aku juga suka. Ini tahun 2003, kalau dicetak ulang mungkin tema cover bakal mirip² buku terjemahan Korea karena trennya sekarang begitu
Delete