Cerita Rakyat dari Prancis I - Nh. Dini
Judul Buku : Cerita Rakyat dari Prancis I
Penulis : Nh. Dini
Penerbit : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
Tahun Terbit : 1999
Tebal : 42 Halaman
ISBN : 979-669-687-8
Buku tipis bergambar hitam putih yang terdiri dari 6 cerita ini merupakan salah satu karya dari mendiang Oma Nh. Dini. Buku Cerita rakyat dari Prancis ini ternyata terdiri dari dua buku, sayangnya saya hanya memiliki satu buku berwarna merah ini saja. Sementara buku kedua bersampul ungu muda (itu yang saya temukan ketika iseng mencari di laman pencarian google), sayangnya buku ini terbilang langka, jadi saya tidak menemukannya dalam akun jual beli buku online manapun.
Enam cerita rakyat di dalamnya diadaptasi dari wilayah Lorraine, salah satu kawasan timur di negara Perancis, kawasan yang berbatasan dengan negara Jerman, Belgia dan Luksemburg. Salah satunya adalah cerita tentang rubah jadi-jadian dari Morlange. Dikisahkan di zaman dahulu ada seorang Pangeran yang terkenal sangat kejam bernama Pangeran Morlange. Pangeran ini sangat ditakuti oleh rakyatnya, sampai-sampai para petani tidak berani menengok dan lebih memilih menyibukkan diri dengan pekerjaan masing-masing ketika mereka mendengar suara tapak kuda sang Pangeran.
Ia menetapkan pajak yang tinggi kepada tiap kepala keluarga petani, tak hanya itu, ia bahkan bisa saja merusak ladang dan padang milik petani ketika ia melewati tempat itu. Di dalam rumah pun ia bertindak semaunya seperti layaknya penguasa, ia juga berlaku kejam kepada istri dan anak-anaknya.
Ketika Pangeran pergi ke hutan, ia bertemu dengan orang tua yang sedang duduk berdoa di depan sebuah gubuk. Lelaki tua itu mengajak Morlange untuk berdoa bersama dan merenungi segala perbuatan keji yang sudah ia lakukan selama ini, namun dengan kasar pangeran tersebut menolak dan membentaknya. Pangeran membentaknya "Diamlah kau, anjing liar!", lalu ia segera berbalik dan menarik kudanya ke hutan. Tetapi samar-samar ia mendengar orang tua itu berkata "Ah, kau mencambuk dan menghinaku dengan sebutan anjing liar. Ingatlah! Oleh kata-katamu itu, kau akan hidup bagaikan anjing liar setiap kali bulan muncul di langit. Demikian itu akan berlangsung sampai kau bertobat."
Ucapan orang tua tersebut terdengar seperti kutukan, tetapi Pangeran tidak peduli. Setelah kejadian di hari itu, tepat di malam bulan purnama sang Pangeran yang kejam tiba-tiba berubah menjadi seekor rubah dan itu berlangsung selama 6 hari 6 malam. Setelah berkali-kali mengalami perubahan wujud setiap kali bulan purnama muncul, Puteri Morlange, sang istri akhirnya mengetahui kemana suaminya menghilang setiap bulan penuh muncul di langit.
Sang istri pun memanfaatkan kesempatan ini untuk membalas perbuatan kejam suaminya. Saat suaminya tengah mabuk, ia mengorek informasi dari sang suami di mana letak gua tempat suaminya bersembunyi selama seminggu. Ketika sang Pangeran sedang berwujud menjadi seekor rubah, Istrinya pergi ke gua dan mengambil pakaiannya, sehingga Pangeran itu tidak berdaya.
Masih ada 5 cerita lain di dalam buku ini yang bisa dijadikan sebagai renungan. Diantaranya Peri Polybotte, Katedral Metz, Sebuah Tiang yang Menangis, Santo Nikolas dan Menara Kutu.
Makanan yang berbeda. Aku penasaran bagaimana rasanya?
ReplyDeletehalo Mustafa, salam kenal.. Ini bubur yang terbuat dari beras putih yang di atasnya diberi suwiran ayam goreng (irisan ayam), disiram kuah kari ayam, kacang kedelai goreng, kerupuk, kecap manis dan sambal, lalu ada sate usus ayam jika kamu suka
Delete