Rahasia Meede - Misteri Harta Karun VOC
Judul Buku : Rahasia Meede - Misteri Harta Karun VOC
Penulis : E.S. ITO
Penyunting : Yulia Fitri
Penerbit : Hikmah (PT. Mizan Publika)
Tahun Terbit : April 2008
Tebal : 678 Halaman
ISBN : 978-979-114-099-7
Batu Terdiam. Jantungnya berdetak kencang.
Dia menjauh dari orang-orang yang mengerumuni Desrizal. Ketakutannya telah terjawab..
Bagi pecinta novel-novel karya Dan Brown mungkin sudah tidak asing dengan jalan cerita yang penuh dengan teka-teki. Ditambah dengan lokasi-lokasi bersejarah yang tidak kita sadari sebenarnya sering kita lewati setiap hari.
Bukittinggi / Saleh Sukira / Ulama
Brussel / Santoso Wanadjaya / Pengusaha
Bangka / Nursinta Tegarwati / Anggota DPR
Boven Digoel / Joko Prianto Surono / Birokrat
Sesosok mayat laki-laki tergeletak di sebuah rawa kecil yang terletak antara Tanah Merah dan Tanah Tinggi, Boven Digoel, Papua. Joko Prianto Surono, laki-laki berusia 53 tahun yang menjadi korban pembunuhan orang tak dikenal. Jenazahnya telah rusak dengan pangkal pipi kanan sobek hingga terlihat jelas gigi belakangnya. Isi perutnya telah kosong dan dijahit kembali oleh si pembunuh.
Batu Noah Gultom, wartawan dari surat kabar Indonesiaraya ditugaskan untuk meliput kasus tersebut. Bersama dengan Sonai Sawaki, wartawati dari Jayapura, ia mendatangi klinik tempat jenazah tersebut dievakuasi. Di tempat itu Batu bertemu kembali dengan kawan lamanya, Dokter Desrizal, serta Letnan Satu Wiwieko Abimanyu. Kedua kawannya itu meninggalkan kenyamanan bekerja di kota besar dan malah memilih tempat terpencil di tanah pedalaman. Setelah jenazah itu berhasil diidentifikasi, Batu membubuhkan tulisan di selembar kertas, di bawah tulisan lain yang telah ada. Batu membatin, "Siapa dan di mana lagi? Apakah sebuah tempat yang di awali huruf B lagi?"
Sementara itu, tiga peneliti asal Belanda tengah melakukan pencarian untuk memetakan kembali permukaan Oud Batavie dan mencari kota di bawahnya. Rafael yang menekuni sejarah kolonial, Erick yang berlatar belakang planologi dan pemetaan tempat, dan Robert sang ahli arsitektur bangunan lama. Ketiganya dikirim oleh Yayasan Oud Batavie yang berpusat di Amsterdam.
Ketiga peneliti itu masih melakukan penjelajahan yang dimulai dari sisa Benteng Batavia yang masih menyisakan satu Bastion Culemborg dekat Pelabuhan Sunda Kelapa. Dulunya tempat itu dijadikan sebagai kubu pertahanan untuk mengamankan pelabuhan. Perjalanan terus berlanjut hingga ke Stasiun Beos. Mereka juga memantau bekas-bekas gedung lama yang sudah dialihfungsikan, seperti gedung NHM (Nederlandsche Handel-Maatschappij) yang merupakan perusahaan dagang milik Belanda yang kini menjadi Museum Bank Mandiri dan De Javasche Bank yang kini menjadi gedung Bank Indonesia, serta gedung Raad van Justice yang beralih menjadi Museum Seni Rupa.
Sudah dua bulan mereka berhasil memetakan kawasan Kota Tua seluas 139 hektar dengan mengamati puluhan bangunan tua yang masih utuh dan yang terancam punah. Tujuannya adalah agar di masa mendatang orang-orang bisa berimajinasi tentang masa lalu Batavia, yang mendapat julukan Koningin van eet Oosten, alias Ratu dari timur. Namun lebih dari itu, mereka juga memiliki tujuan lain, yakni memecahkan misteri tentang kota bawah dan hilir, Beneden Stad, yang kabarnya menyimpan harta karun peninggalan VOC.
Cathleen Zwinckel, juga tengah melakukan penelitian untuk keperluan tesis master tentang sejarah ekonomi kolonial di Indonesia. Perempuan dari negeri Belanda ini fasih berbahasa Indonesia, sehingga tidak sulit baginya untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya untuk merampungkan tesisnya di Universitas Leiden. Koneksi yang bagus membuat Cathleen bisa bertemu dan berdiskusi langsung dengan Suhadi, Kepala Bagian Arsip Kolonial di kantor Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).
Orang-orang ini pada akhirnya bertemu dalam satu peristiwa yang menyingkap jejak masa lalu pemerintahan kolonial Belanda. Perjalanan penelitian mereka tentu saja melibatkan banyak orang yang menjadi korban. Petualangan pencarian lorong bersejarah yang berada di bawah tanah Indonesia yang sudah terkubur selama ratusan tahun pelan-pelan menemui titik terang.
Novel berlatar sejarah ini sangat menarik untuk dibaca, penggambaran tokoh dan tempat yang cukup detail membuat kita seakan-akan ikut menyusuri jejak masa lalu kota Jakarta, jauh dari hiruk pikuk yang sering kita jumpai selama ini.
menarik bukunya... saya pun suka novel bergenre begini lebih2 lagi kalau dapat mencari maksud tersirat
ReplyDeletekalo saya suka karena banyak tempat-tempat bersejarah yang disebut di novel in, kaki.. hihihi.. saya kurang cocok dengan cerita teka teki, mungkin karena selama ini sukanya baca buku petualangan anak-anak. Tapi harus saya akui, novel ini sangat bagus untuk dibaca.
DeleteHaloo mbak, nampaknya meenarik yaa ini novelnya, terima kasih atas reviewnya. semoga di kesempatan berikut aku bisa baca langsung nih
ReplyDeletewah sama-sama, Mas. Novel ini terbitan lama dan banyak banget yang DM saya di IG, nanya buku ini dijual atau enggak krna mereka pingin baca, tapi saya pun dipinjamkan teman. hehehe.. malah curhat. Btw, terima kasih sudah mampir ^_^
Delete