; Selamat Jalan Sahabatku Tersayang - SayaNaia

Selamat Jalan Sahabatku Tersayang

Hai semua. selamat tahun baru.. Cukup lama ya saya tidak muncul, karena banyak kesibukan lain yang tidak bisa saya tinggalkan. Tahun ini kita masih saja harus menahan diri dan tidak keluar rumah kecuali untuk kegiatan yang sangat penting dan mendesak. Karena hingga saat ini dunia masih harus memulihkan diri dari Covid-19. Saya sendiri sudah sejak lama tidak pernah menonton berita terkait Covid supaya imunitas saya tetap terjaga dan tidak mudah stress atau merasa takut.

Sejujurnya saat ini saya masih berduka karena belum lama ini sahabat saya meninggal karena lakalantas. Ia meninggal setelah sebelumnya koma selama 7 hari. Berat rasanya, apalagi selama 2,5 tahun ini kami sering kali mengobrol tentang buku, saling berbagi tentang buku apa saja yang harus dibaca. 

Ya, saya baru mengenalnya selama 2,5 tahun, tapi rasanya seakan-akan kami sudah bersahabat lebih dari itu. Kami terpisah kota dan belum pernah bertatap muka secara langsung, hanya mengobrol melalui dm instagram saja. Sebelumnya saya hanya sebagai pelanggan di toko buku online miliknya, dan tanpa terasa kami semakin akrab karena kebetulan kami memiliki hobi dan genre buku yang sama. 

Namanya mbak Rumi, Agatha Ruminingsih. Meninggal di usia 35 tahun pada tanggal 27 Desember 2020 lalu. Dia sangat ramah dan kerap menawari saya agar mau dipinjamkan buku-buku miliknya, tetapi saya selalu menolak karena saya takut buku-bukunya akan rusak karena kondisi rumah saya sangat berantakan pada saat itu. Kami mengobrol seakan-akan kami tidak berjarak, padahal ia tinggal di Yogyakarta dan saya di Jakarta.





Kami sama-sama menyukai buku anak-anak klasik, bisa dibilang kami saling 'meracuni'. Ada beberapa waktu di mana kami membeli judul buku yang sama padahal tidak pernah bilang mau beli buku-buku itu. Kami tertawa ketika tahu bahwa masing-masing dari kami belum pernah membaca buku-buku Harry Potter. Dia bilang dia belum tertarik, dan saya bilang bahwa saya tidak membaca buku yang sudah banyak dibaca orang, apalagi kalau buku-buku itu harganya sangat mahal. 😅 Sampai akhirnya ketika saya baru saja bilang kalau mungkin suatu saat saya akan membaca Harry Potter tapi saya harus punya buku dengan cover lama, dan ternyata sahabat saya sudah membeli buku Harry Potter dengan cover lama!..

Kami berbincang tentang banyak hal layaknya sahabat tanpa terhalang jarak, dari situ saya tahu betapa bagusnya koleksi buku bacaan yang ia punya. Kami berbincang tentang kondisi kaki saya yang kian membaik. Yang saya sesali adalah saya belum sempat mengatakan bahwa saat ini saya sudah bisa berjalan lagi tanpa bantuan dekker, karena ia sangat khawatir ketika tahu engkel saya lepas.

Terakhir kali kami masih membahas tentang buku yang lagi-lagi kami beli tanpa janjian, dengan cover yang sama! Saya bilang bahwa saya akan membaca itu untuk bulan Januari. Dan saat itu saya sedang membaca buku Yu Hua yang berjudul To Live, kami belum sempat membahasnya karena saya baru saja mulai membaca buku tersebut, dan sahabat saya pun belum membacanya. Saya berniat memberikan buku itu jika saya sudah selesai membacanya, supaya ia tidak usah susah-susah mencari karena buku itu terbilang langka. Dan itulah percakapan terakhir kami, karena esoknya datang kabar bahwa ia sedang terbaring di rumah sakit dalam keadaan koma.

Sebelum tahu kabar kecelakaan itu, saya ingin sekali mengobrol dengannya, tetapi belum sempat karena saya pun masih sakit akibat hb yang terlalu rendah.  Tepat sehari sebelum ia meninggal, saya sempat ketiduran dan ia mendatangi saya dengan pakaian putih bersih sambil tersenyum tanpa berkata apa-apa. Esok harinya datang kabar bahwa sahabat saya itu sudah berpulang. Hati saya hancur sekali, bahkan saya tidak bisa menghadiri pemakamannya. 

Mbak Rumi, kita pernah ngobrol kalau nanti pandemi sudah selesai, aku pingin banget ke Yogya dan main-main ke tempatmu, aku pingin banget ngobrol langsung dan gosip-gosip lagi tentang buku-buku yang sudah kita baca. Aku kangen banget, mbak.. Maafin aku ya yang suka lama balas pesanmu karena terlalu sok sibuk sama kembar dan Teduh. Maafin aku belum bisa menjadi sahabat yang baik buat mbak Rumi..

Mbak Rumi sayang, tenanglah dalam tidurmu yang panjang.. 😭😭

Naia Djunaedi
Naia Djunaedi Betawi - Cirebon - China - India - Arab Maklum. Ibu dari 3 anak, ex Radio Script Writer, ex Journalist, Bookworm, Senang menonton drama dan film, Ambivert, Senang menertawakan kehidupan, Terlahir dengan wajah jutek dan aslinya memang galak sih.. Hehehehe. Open Comission for art on Instagram or e-mail

3 comments for "Selamat Jalan Sahabatku Tersayang"

Post a Comment