; Kocok! Uncut, the Untold Stories of Arisan Ladies and Socialites - SayaNaia

Kocok! Uncut, the Untold Stories of Arisan Ladies and Socialites

Judul Buku   : KOCOK! UNCUT, The Untold Stories of Arisan Ladies and                            Socialities
Penulis         : Joy Roesma, Nadia Mulya
Penerbit       : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2013
Tebal           : 460 Halaman
ISBN           : 978-979-22-9605-1







Hai, saya mau meresensi buku lagi. Masih edisi buku lama yang saya temukan di rak buku yang disediakan di taman tempat saya biasa berolahraga setiap pagi. Judulnya "Kocok! Uncut, the Untold Stories of Arisan Ladies and Socialites". Buku ini merupakan buku kedua yang ditulis oleh presenter Nadia Mulya dan sahabatnya Joy Roesma. Sebelumnya mereka juga menulis buku Kocok! dengan tema serupa. Tapi berhubung di rak buku hanya ada buku ini saja, maka saya cuma membaca buku kedua dari mereka. 

Dari buku ini, saya jadi tahu berbagai jenis 'arisan' terutama di ibukota. Bahkan 'arisan berondong' pun nyata adanya. Hah? Arisan berondong? πŸ˜… Iya, arisan yang hadiahnya nanti berupa 'cowok muda dan ganteng' untuk diajak kencan, belanja dan lain-lain. Dan lain-lainnya isi sendiri aja ya. Hahaha.






Ada juga arisan berlian yang berisi para sosialita yang diadakan di restoran mewah dengan fotografer khusus untuk memotret kegiatan mereka sepanjang arisan. Bagaimana dengan kostumnya? Oh tentu saja setiap bulan mereka punya tema tertentu untuk kostum di setiap arisan yang mereka adakan. Mantap! Kostum seperti apa? Ya bisa temanya princess disney, peri, atau yang lain-lain. Bahkan mereka tak segan-segan memakai gaun yang dirancang khusus oleh desainer ternama, tidak lupa aksesoris dan tas dengan merk dengan embel-embel edisi terbatas.





Di dalam buku tersebut juga dijelaskan makna arisan. Apa sih arisan itu? Arisan adalah kegiatan yang dilakukan oleh beberapa orang (kelompok) dengan mengumpulkan uang dengan jumlah yang sudah disepakati, kemudian nama mereka dicatat dan diundi untuk menentukan siapa pemenangnya dalam setiap bulan. Periode arisan berakhir setelah semua anggota mendapat gilirannya sebagai pemenang arisan. Dan katanya, arisan ini sudah populer sejak tahun 1973 yang dimulai oleh ibu-ibu PKK. Wow.

Arisan yang awalnya dilakukan sebagai ajang untuk bersilaturahim, kini bergeser menjadi ajang bergengsi dan tak jarang para sosialita mengadakan arisan sambil mengadakan lelang dan fashion show.







Meski begitu, arisan ini punya aturan-aturan khusus yang sudah disepakati oleh para anggota. Misalnya:

  • Jumlah uang yang harus disetor perbulan
  • Nama genk arisan, contoh : Macan Ternak (Mamak Cantik Anter Anak)
  • Tentukan bandar (orang yang bersedia menagih dan mengumpulkan uang arisan)
  • Dresscode (ini sedang tren di kalangan ibu-ibu)
  • Waktu pengumpulan dan pengocokan arisan
  • Denda (jika ada kesepakatan membayar denda bagi yang telat menyetor uang arisan)
  • Periode arisan alias berapa lama arisan akan berlangsung dan berapa kali penarikan dalam satu bulan, misalnya 2 orang perbulan.
  • Membuat grup khusus di whatsapp untuk mengingatkan para anggota.







Mengenai arisan, saya pernah mengikuti arisan ibu-ibu komplek. Dan saya tidak lagi ikut di putaran ketiga karena merasa jenuh. Hahaha. Padahal ibu-ibu di perumahan tempat saya tinggal ini sangat gaul dan friendly, benar-benar berasa seperti keluarga sendiri. Tapi karena beberapa kali ada usulan memakai dresscode tertentu, saya memilih mundur, karena jujur, saya tidak sanggup kalau harus belanja pakaian atau kerudung dengan tema senada. Saya lebih memilih untuk membeli buku ketimbang pakaian karena takut mubadzir.

Oh iya, ada pengalaman tidak menyenangkan yang pernah dialami oleh almarhumah mama. Mama pernah mengikuti arisan, begitu namanya keluar, sang bandar malah kabur. Di zaman saya kecil, uang arisan senilai 1 juta rupiah itu besar banget lho. Rupanya beberapa orang juga sempat menjadi korban dari sang bandar. Duh manusia memang tidak tahan dengan godaan uang ya. Ngeri πŸ˜…






Di zaman dulu, arisan disebut dengan 'jimpitan'. Yakni masyarakat mengumpulkan sejimpit beras atau bahan pokok lain yang nantinya diserahkan kepada orang-orang yang membutuhkan. Jadi asal mulanya cukup mulia ya. Dan tradisi ini dulu dilakukan oleh orang-orang Jawa.  Dan kini arisan bukan lagi mengumpulkan bahan makanan, tetapi berupa uang, atau mungkin arisan dengan memenangkan produk elektronik, alat kesehatan, bahkan essential oil. 

Yang harus diperhatikan adalah, jika kamu mau mengikuti arisan, jangan lupa mempertimbangkan jumlah uang yang harus dikeluarkan dan berapa yang kalian dapat. Jangan sampai bukannya untung, malah harus 'nombok' tiap bulannya karena biaya dresscode, restoran dan lain-lain.πŸ˜‰

























Naia Djunaedi
Naia Djunaedi Betawi - Cirebon - China - India - Arab Maklum. Ibu dari 3 anak, ex Radio Script Writer, ex Journalist, Bookworm, Senang menonton drama dan film, Ambivert, Senang menertawakan kehidupan, Terlahir dengan wajah jutek dan aslinya memang galak sih.. Hehehehe. Open Comission for art on Instagram or e-mail

8 comments for "Kocok! Uncut, the Untold Stories of Arisan Ladies and Socialites "

  1. Bukunya terbit udah lama ya ternyata. Saya malah punya buku Kocok! yang pertama dan sampe sekarang belum dibaca karena emang belum minat😁
    Dulu dapet bukunya pas beli novel preloved borongan dan ada buku ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. wkwkwk dibaca, pak guru. Lumayan bikin geleng-geleng kepala

      Delete
  2. Seneeeeng bukunya ada di ipusnas ❤️❤️. LGS aku borrow dulu.

    Aku tuh anti mba Ama arisan. Jangan harap mau ikutan. Krn buatku ga ada untungnya . Uang ga nambah, tekor iya Krn hrs sedia macam2 pas JD host. Mndingan aku investasiin di bank.

    Makanya aku males join di grub keluarga, Krn mereka rutin amat ngadain. Kalo tujuannya silaturrahmi, ga perlu pake arisan deh. Aku bakal datang pas ada acara. Ngapain coba pake arisan segala..🀣. Bulshit aja kalo tujuannya nabung πŸ˜…. Nabung apa kalo berkurang πŸ˜…

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe aku pun udah enggak, mbak. Pas awal2 pindah rumah aja coba ikut supaya bisa kenal sama tetangga lain. Begitu udah akrab ya gak ikutan lagi. Hehhehe

      Delete
  3. Ibu Teddy masih ikut Arisan Kak, hehe.
    Sehat selalu ya Kak, maaf baru mampir

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiiin. Sehat-sehat juga Teddy.
      Gak apa2, mungkin arisan jadi tempat ibu kamu buat ngelepas keruwetan dari pekerjaan rumah.

      Delete
  4. Dulu awal-awal pernah ikut arisan tetangga, tapi beberapa orang yg ikutan udah ngecup duluan ,
    kepingin dapet duluan maksudnya, begitu terus berulang kali..akhirnya pas udah beres...langsung mundur..males aah 😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. ahahaha gak seru ya, apalagi kalo pas gak bisa dateng, otomatis gagal dapet walau pun nama kita keluar

      Delete

Post a Comment